Anti Mager: Program Baru Ratu Dewa Lawan Sampah dan Banjir

Ratu Dewa meluncurkan Gerakan Camat Anti Mager, Selasa 13 Mei 2025. -Foto: Ist.-
PALEMBANG, HARIANOKUSELATAN.ID - Dalam upaya mempercepat respon terhadap persoalan kota dan meningkatkan keterlibatan langsung pejabat daerah, Wali Kota Palembang Ratu Dewa resmi meluncurkan program "Camat Anti Mager" pada Selasa, 13 Mei 2025.
Program ini menandai langkah baru Pemerintah Kota Palembang dalam mendorong perubahan nyata melalui aksi langsung di lapangan. Ratu Dewa menegaskan, seluruh aparatur pemerintah harus lebih tanggap dan tidak menunggu masalah viral terlebih dahulu sebelum bertindak.
"Jangan sampai baru ramai di media sosial, baru camat dan lurah turun. Kita harus mendeteksi dan menyelesaikan masalah sebelum itu terjadi," kata Ratu Dewa saat memberikan arahan kepada seluruh camat dalam pertemuan di Rumah Dinas Walikota Tasik Palembang.
BACA JUGA:300 Warga Ogan Ilir Ikuti Sosialisasi MBG Bersama DPR RI dan BGN
BACA JUGA:Polisi Ringkus Otak Pelaku Perampokan Rp400 Juta dan Emas 50 Suku di Muba
Jalan Kaki untuk Menyerap Aspirasi dan Temuan Lapangan
Gerakan "Camat Anti Mager" menginstruksikan para camat untuk rutin berjalan kaki di wilayah tugasnya minimal sekali dalam seminggu, guna mengamati secara langsung kondisi lingkungan dan infrastruktur.
Menurut Ratu Dewa, aktivitas ini menjadi bagian dari pendekatan proaktif yang dibutuhkan untuk mengatasi berbagai persoalan seperti banjir akibat saluran tersumbat, tumpukan sampah liar, dan kerusakan jalan.
"Titik-titik banjir, jalan berlubang, dan sampah di sudut kota masih sering dikeluhkan. Camat harus turun langsung agar tahu kondisi riil di lapangan," tegasnya.
BACA JUGA:Liburan ke Rumah Nenek di Ogan Ilir, Bocah 8 Tahun Tewas Tenggelam
BACA JUGA:Komisioner KPU OKI Kembalikan Uang Korupsi Dana Hibah Rp 402 Juta
Ajak RT dan RW Turut Aktif
Tak hanya para camat, Wali Kota juga mengimbau RT dan RW serta perangkat kelurahan lainnya untuk turut serta aktif dalam gerakan ini.
"Kalau camatnya aktif turun ke lapangan, saya yakin perangkat di bawahnya seperti RT dan RW akan ikut bergerak. Budaya kerja responsif itu dibangun dari bawah, bukan hanya mengandalkan instruksi dari atas," ujar Ratu.