Robot-robot ini merupakan hasil kerja sama antara Polri dan perusahaan teknologi nasional, PT SARI Teknologi, yang telah lama berfokus pada pengembangan kecerdasan buatan dan robotika.
Direktur Utama PT SARI Teknologi, Yohanes Kurnia Widjaja, menyampaikan bahwa seluruh robot dirancang sesuai kebutuhan operasional di lapangan. “Kami membangun sistem yang disesuaikan dengan dinamika tugas kepolisian. Namun, kami masih dalam tahap pengujian intensif untuk mengoptimalkan performa robot dalam berbagai skenario nyata,” ujar Yohanes.
Menurutnya, robot K9 dilengkapi dengan fitur pelacakan, pengenalan suara, dan navigasi di medan sulit. Sementara robot humanoid mampu merespons perintah suara dan menyampaikan informasi secara langsung kepada masyarakat.
Langkah Menuju Polri 4.0
Pengenalan robot ini menjadi bagian dari visi Polri menuju era Policing 4.0, di mana teknologi digital, otomatisasi, dan kecerdasan buatan menjadi tulang punggung operasional.
Beberapa manfaat yang diharapkan dari pemanfaatan teknologi ini antara lain:
Efisiensi dalam patroli dan pemantauan wilayah
Pengurangan risiko personel di wilayah berbahaya
Pelayanan publik yang lebih cepat, akurat, dan informatif
Dukungan terhadap penegakan hukum berbasis data dan teknologi forensik modern
Komjen Dedi menegaskan bahwa modernisasi ini tetap berpegang pada nilai-nilai kemanusiaan dan profesionalisme. “Kami ingin Polri hadir sebagai institusi yang cerdas, berdaya saing, dan tetap humanis dalam memberikan layanan kepada masyarakat,” katanya.
Langkah ini sekaligus menegaskan posisi Polri sebagai pelopor di bidang teknologi keamanan di Indonesia, dan bisa menjadi model penerapan teknologi robotik di institusi penegakan hukum lainnya, baik secara nasional maupun regional di Asia Tenggara.