Usai Kasus RS Hasan Sadikin, IDI Tuntut Evaluasi SOP Rumah Sakit Pendidikan

Pelaku kekekrasan seksual PPDS Unpad di RSHS. -Foto: Ist.-
“Tidak boleh dokter memeriksa sendiri, harus ada perawat,” tegasnya.
Ia juga menilai bahwa insiden seperti ini bisa dicegah jika sistem pengawasan antar staf rumah sakit berjalan dengan baik.
“Rumah sakit itu kan banyak orang. Harus saling mengawasi. Perawat yang melihat dokter sendirian dengan pasien seharusnya curiga,” imbuhnya.
BACA JUGA:Personel Polsek Kisting Bantu Warga Pantau Ketahanan Pangan ke Kebun
BACA JUGA:Bupati Abusama Terima Audiensi BPJS Kesehatan, Bahas Optimalisasi Layanan JKN di OKU Selatan
Proses Organisasi Tetap Berjalan di IDI
Terkait pelaku berinisial Priguna AP, Slamet mengonfirmasi bahwa yang bersangkutan memang terdaftar sebagai anggota IDI Bandung. Ia memastikan bahwa proses internal organisasi tetap berjalan sambil menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian.
“Kita tunggu hasil penyelidikan. Proses di IDI akan tetap berjalan,” tutup Slamet.
Dengan munculnya kembali kasus-kasus kekerasan dan pelanggaran etika di lingkungan rumah sakit pendidikan, IDI berharap adanya evaluasi menyeluruh terhadap SOP, pengawasan, serta beban kerja residen demi menciptakan iklim pendidikan yang aman dan profesional bagi semua pihak.