Kontroversi Assassin’s Creed Shadows, Perwakilan Kuil Jepang Siap Ambil Tindakan

Assassin’s Creed Shadows Akan Ditindak Perwakilan Kuil Jepang, Kenapa?.-Foto ;ist-
HARIANOKUSELATAN.ID - Assassin’s Creed Shadows, game terbaru dari Ubisoft, masih menjadi perbincangan menjelang perilisannya. Namun, alih-alih mendapat sorotan positif, game ini justru menuai kontroversi setelah munculnya rekaman gameplay yang menampilkan penghancuran kuil dalam permainan. Isu ini bahkan memicu reaksi dari perwakilan kuil di Jepang, yang mengungkapkan niat untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap game tersebut.
Perwakilan Kuil Jepang Angkat Bicara
Kontroversi bermula dari unggahan di akun X Shohei Konda, yang kini telah dihapus. Dalam video tersebut, karakter Yasuke terlihat menghancurkan Kuil Sosha Itate Hyozu, termasuk altar yang menjadi bagian penting dari tempat ibadah tersebut.
BACA JUGA:Banyak Pelamar Terjebak, PT KAI Kembali Ingatkan Waspada Rekrutmen Palsu
BACA JUGA:Kasus KUD Serba Usaha: Dana Rp10 Miliar Raib, Pengurus Divonis Penjara
Melansir dari Sankei News, perwakilan kuil terkait menyatakan ketidaksetujuannya dan mengungkapkan akan mengambil "tindakan yang sesuai" terhadap Assassin’s Creed Shadows. Setelah ditelusuri lebih lanjut, kuil dalam game ini rupanya didasarkan pada Itatehyozu Shrine yang berlokasi di Kota Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang. Kuil ini memiliki sejarah panjang yang telah berdiri selama lebih dari 1.400 tahun.
Ketika ditanya apakah Ubisoft telah meminta izin untuk menggunakan kuil tersebut sebagai referensi dalam game, pihak kuil menjawab, "Tidak. Jika mereka menghubungi kami, kami pasti akan menolaknya." Namun, mereka tidak merinci tindakan apa yang akan diambil terhadap game tersebut.
BACA JUGA:Pengacara Ungkap Dugaan Kebohongan dalam Kasus Korupsi PUPR Banyuasin
BACA JUGA:PDIP: Penggantian Mendiktisaintek Terkait Isu Selama Menjabat
Respon Beragam dari Komunitas Gamer
Video gameplay yang viral di awal Februari lalu memicu reaksi beragam dari para gamer. Sebagian mengkritik fitur penghancuran kuil tersebut sebagai tindakan yang tidak menghormati budaya Jepang. Beberapa berpendapat bahwa tempat-tempat suci seharusnya tidak dapat dirusak dalam permainan, karena dapat memengaruhi persepsi terhadap warisan budaya.
Di sisi lain, ada juga yang menyatakan bahwa fitur tersebut hanyalah bagian dari kebebasan dalam bermain. Menurut mereka, keputusan untuk menghancurkan kuil atau tidak tetap berada di tangan pemain, mengingat Assassin’s Creed Shadows adalah game open-world yang menawarkan banyak pilihan dalam menjalankan misi.
BACA JUGA:Ratusan Mahasiswa Long March ke Patung Kuda, Mensesneg Temui Demonstran
BACA JUGA:Sejarah Baru, 961 Kepala Daerah Dilantik Serentak oleh Presiden Prabowo