HARIANOKUSELATAN.ID - Pada pertengahan November 2024, Bitcoin mencatatkan sejarah baru dengan mengalahkan kapitalisasi pasar perak dan bahkan raksasa minyak, Saudi Aramco. Pencapaian ini menandai momen penting dalam perkembangan aset kripto, menunjukkan adopsi yang semakin luas dan kepercayaan yang kuat dari para investor institusional.
Bitcoin Capai All-Time High Baru
CEO dan Pendiri Indodax, Oscar Darmawan, mengungkapkan bahwa kenaikan harga Bitcoin hingga melewati US$93.000 pada 13 November 2024 menjadi pemicu utamanya. Pada saat itu, kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai lebih dari US$1,77 triliun, mengalahkan perak yang berada di kisaran US$1,70 triliun serta menempatkannya di atas Saudi Aramco ( US$1,79 triliun). Bitcoin kini tercatat sebagai aset terbesar ketujuh di dunia, hanya berada di bawah emas, Nvidia, Apple, Microsoft, Amazon, dan Google.
Faktor-Faktor Pendorong Kenaikan Harga Bitcoin
Menurut Oscar Darmawan, ada beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap kenaikan harga Bitcoin dan peningkatan kapitalisasi pasarnya:
Pembelian Institusional dan Arus Masuk ke Spot Bitcoin ETF:
Permintaan yang stabil dari investor institusional, terutama terkait pembelian melalui Spot Bitcoin ETF, mendorong harga Bitcoin terus naik. ETF ini memberikan akses yang lebih mudah bagi institusi besar untuk berinvestasi di Bitcoin, meningkatkan arus masuk dana yang signifikan.
Optimisme Terhadap Kemenangan Donald Trump:
Kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS dipandang positif oleh pasar kripto, mengingat Trump dikenal memiliki sikap yang lebih pro terhadap regulasi kripto. Harapan akan adanya regulasi yang lebih mendukung aset digital membuat para investor optimis terhadap masa depan Bitcoin.
Inflasi di Amerika Serikat:
Inflasi AS pada Oktober 2024 tercatat sebesar 2,6 persen YoY, naik dari 2,4 persen pada periode sebelumnya. Meski kenaikan inflasi ini biasanya mendukung penguatan dolar, Bitcoin justru mengalami kenaikan signifikan. Hal ini mencerminkan bahwa Bitcoin dianggap sebagai aset pelindung nilai (store of value), menarik minat investor yang mencari perlindungan dari inflasi.
Dukungan Regulasi Positif:
Oscar Darmawan menekankan pentingnya dukungan regulasi yang jelas, seperti Financial Innovation and Technology for the 21st Century Act (FIT 21) dan Financial Innovation Act (FIA) di Amerika Serikat. Di Indonesia, peralihan regulasi kripto ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2025 juga diharapkan memberikan kepastian dan perlindungan bagi investor.
Mengapa Bitcoin Bisa Mengalahkan Perak?
Melampaui kapitalisasi pasar perak merupakan tonggak penting bagi Bitcoin. Oscar menyebut bahwa perak dulu pernah menjadi mata uang dunia sebelum akhirnya digantikan oleh emas. Kini, Bitcoin muncul sebagai "emas digital", menawarkan alternatif investasi yang lebih stabil dan mampu melindungi nilai terhadap inflasi, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Proyeksi Masa Depan Bitcoin
Melihat pencapaian ini, CEO Indodax menyatakan optimismenya bahwa Bitcoin masih memiliki potensi untuk tumbuh lebih jauh. Adopsi yang semakin luas, terutama dari kalangan institusional, serta dukungan regulasi yang positif, akan menjadi faktor utama yang mendorong perkembangan pasar kripto di masa depan.
“Kami melihat Bitcoin sebagai salah satu aset terbesar dunia saat ini. Status ini meningkatkan kepercayaan publik terhadap kripto dan mendorong adopsi yang lebih luas,” ujar Oscar Darmawan. Ia juga menambahkan bahwa penerimaan publik yang terus meningkat menunjukkan bahwa Bitcoin belum mencapai puncaknya dan masih memiliki ruang untuk tumbuh, terutama dengan regulasi yang semakin jelas.
Kesimpulan
Kenaikan harga Bitcoin dan pencapaian kapitalisasi pasar yang melewati perak serta Saudi Aramco menunjukkan bahwa aset digital ini semakin diterima di tingkat global. Dengan dukungan regulasi yang kuat dan minat investor yang tinggi, Bitcoin berpotensi menjadi salah satu instrumen investasi utama dalam portofolio para investor di masa depan.(arl)