Bitcoin Bangkit di Awal September, Didorong Sentimen Pasar Saham AS
HARIANOKUSELATAN.ID – Setelah menutup bulan Agustus dengan kinerja negatif, pasar kripto kembali menunjukkan sinyal pemulihan di awal September 2025. Harga Bitcoin (BTC) naik ke level USD 111.700 (sekitar Rp 1,83 miliar), terdorong oleh penguatan pasar saham Amerika Serikat (AS) yang kembali rebound setelah sempat tertekan isu tarif dan kenaikan suku bunga global.
Kinerja Bitcoin dan Altcoin
Berdasarkan data Yahoo Finance, Rabu (3/9/2025), Bitcoin menguat dari posisi awal bulan di USD 107.500 menjadi kisaran USD 111.600, naik sekitar 2,5% dalam 24 jam terakhir.
BACA JUGA:Ethereum Foundation Jual 10.000 ETH Senilai USD 43 Juta, Ini Alasan di Baliknya
BACA JUGA:Suzuki Victoris Resmi Meluncur di India, Tawarkan Mesin Strong Hybrid dan Fitur Futuristis
Solana (SOL) dan XRP juga mencatat penguatan,
Sementara Ethereum (ETH) yang sempat bersinar pada Agustus lalu justru bergerak stagnan.
Meski indeks saham utama AS sempat anjlok saat pembukaan perdagangan, pemulihan cepat sekitar 90 menit kemudian memberikan efek positif ke aset berisiko, termasuk kripto.
BACA JUGA:Suzuki Address 125 Terbaru Hadir Lebih Retro, Sekali Isi Bensin Bisa Tempuh Jakarta–Tegal
BACA JUGA:Galaxy Note 20 Series Resmi Dipensiunkan, Era Note Berakhir
Faktor Pemicu: Data Ekonomi AS
Awal bulan ini, investor langsung disuguhi rilis Indeks Manufaktur ISM Agustus yang berada di level 48,7, menandakan kontraksi. Namun, subindeks “Harga yang Dibayar” menunjukkan penurunan, memberi sinyal bahwa tekanan inflasi mulai mereda.
Fokus berikutnya tertuju pada laporan ketenagakerjaan AS atau Nonfarm Payrolls yang akan diumumkan Jumat mendatang. Data ini krusial karena dapat memengaruhi kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Jika data tenaga kerja menunjukkan pertumbuhan kuat → The Fed bisa menunda pemangkasan suku bunga.
Jika pasar tenaga kerja melemah → peluang pemangkasan suku bunga makin besar.
Perjalanan Bitcoin pada Agustus
Sebelumnya, Bitcoin menutup Agustus dengan penurunan sekitar 6,47%, turun dari USD 117.000 ke USD 107.500. Dalam sepekan terakhir, BTC bahkan sempat melemah 1,57%. Kondisi ini dipengaruhi kombinasi faktor: klaim pengangguran yang naik, data produktivitas AS yang fluktuatif, hingga ekspektasi kebijakan moneter yang belum jelas.