Penyakit DBD di Banyuasin Meningkat
Dinkes Banyuasin memeriksa tedmon penampungan air yang biasanya dijadikan tempat berkembangnya nyamuk Aedes Aedes Aegypti Demam Berdarah (DBD).-Foto : Akda/Sumeks.-
BANYUASIN, HARIAN OKU SELATAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuasin mengeluarkan himbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin, Dr. dr. Rini Pratiwi Mkes, menyampaikan bahwa tingginya curah hujan saat ini telah menyebabkan peningkatan kasus DBD di wilayah tersebut.
Dinkes Banyuasin telah mengambil langkah-langkah antisipatif dalam pencegahan penyakit ini melalui Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Langkah-langkah tersebut mencakup menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat penampungan air, penaburan larvasida, pemeriksaan jentik secara berkala, dan menggalakkan gerakan 1 rumah 1 jumantik.
BACA JUGA:Polda Naikkan Kasus Dokter Diduga Lecehkan Istri Pasien ke Tahap Penyidikan
BACA JUGA:Kelelahan Bertugas, Ketua KPPS Dilarikan ke Rumah Sakit
"Dengan langkah-langkah ini, diharapkan dapat mencegah penyebaran penyakit DBD di Banyuasin," ujar Dr. Rini Pratiwi.
Selain itu, dilakukan fogging atau pengasapan, serta Rumah Sakit telah menyiapkan ruangan tempat tidur untuk mengantisipasi peningkatan kasus DBD.
Dinkes juga aktif menyelenggarakan penyuluhan dan mendistribusikan informasi serta edukasi tentang pencegahan dan pengendalian DBD melalui berbagai media promosi seperti leaflet, brosur, spanduk, dan media sosial.
Dr. Rini Pratiwi mengingatkan masyarakat untuk segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila menemukan atau mengalami keluhan demam disertai tanda-tanda perdarahan, karena itu merupakan gejala penyakit DBD.
BACA JUGA:Bupati Lanosin Berikan Reward Atlet Porprov 16 Cabang Olahraga
BACA JUGA:Kecelakaan Maut, Pengemudi Motor Ditabrak Dump Truk
Data hingga bulan Januari menunjukkan bahwa terdapat empat orang meninggal dunia dari 74 kasus DBD. Kecamatan Talang Kelapa mencatatkan jumlah kasus tertinggi, yaitu 59 kasus dengan satu orang meninggal dunia.
Pada tahun 2022, terdapat 220 kasus DBD dengan dua orang meninggal dunia, sedangkan pada tahun 2023, terdapat 154 kasus dengan satu orang meninggal dunia.(seg)