Tarif AS ke Produk RI Tembus 32 Persen, Indonesia Lanjut Negosiasi Panas

Perkuat Hubungan Dagang, Pemerintah Lanjutkan Negosiasi Tarif Resiprokal dengan AS. -Foto: Bianca.-
JAKARTA, KORANHOS.COM - Pemerintah Indonesia resmi melanjutkan negosiasi intensif dengan Amerika Serikat (AS) menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif dagang sebesar 32 persen terhadap produk-produk Indonesia, per 7 Juli 2025.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa kedua negara telah sepakat untuk mengintensifkan negosiasi dalam tiga pekan ke depan.
“Kita akan terus berupaya menuntaskan negosiasi ini dengan prinsip saling menguntungkan,” ujar Airlangga, Jumat (11/7/2025).
BACA JUGA:Isu Porprov XV Ditunda Hebohkan Sumsel, KONI Buka Suara
BACA JUGA:Terlantar Sejak 2019, Menpora Desak PSSI Gelar Liga Putri
Fokus Kerja Sama Dagang dan Mineral Kritis
Menko Airlangga menegaskan bahwa Indonesia ingin memperkuat kerja sama komersial dengan AS, khususnya di sektor pertanian, energi, dan mineral kritis.
“AS menunjukkan ketertarikan kuat untuk memperkuat kemitraan di bidang mineral kritis. Indonesia punya cadangan besar nikel, tembaga, dan kobalt,” jelasnya.
Menurutnya, sejumlah MoU juga telah ditandatangani antara perusahaan Indonesia dan AS untuk penguatan rantai pasok dan investasi strategis.
BACA JUGA:Polda Sumsel Gandeng Praktisi Media dan Akademisi, Latih Humas Jadi Ahli Komunikasi Publik
BACA JUGA:Tersangka Kasus Korupsi Pasar Cinde Praperadilkan Kejati Sumsel
APINDO Soroti Dampak ke Industri Padat Karya
Kebijakan tarif tinggi ini menuai perhatian serius dari pelaku usaha nasional. Ketua Umum APINDO, Shinta W. Kamdani, menyebut industri padat karya paling terdampak.
“Penetapan tarif secara sepihak menimbulkan pertanyaan soal transparansi dan arah negosiasi,” ujar Shinta melalui akun resmi @apindo.nasional.