HARIANOKUSELATAN.ID - Bitcoin saat ini berada dalam tekanan jual yang kuat, dengan harga berkisar antara US$61.000 hingga US$63.000 dalam sebulan terakhir. Para analis memperkirakan adanya potensi koreksi lebih lanjut yang bisa membawa harga Bitcoin turun hingga US$40.000.
Tekanan Bearish dan Pola Descending Wedge
Menurut analis CobraVanguard, pola descending wedge yang terlihat di grafik Bitcoin menjadi tanda adanya tekanan bearish yang semakin kuat. Bitcoin gagal menembus level resistance di US$67.000, yang memperburuk sentimen di pasar. Jika breakout ke bawah terjadi, penurunan lebih dalam bisa terjadi.
Alan Santana, analis kripto terkenal, juga memperkuat pandangan ini. Dia menyebutkan bahwa Bitcoin terus mencetak lower high yang menjadi sinyal kuat dari tren bearish. Jika harga jatuh di bawah EMA8 bulanan (US$59.700), ada risiko penurunan yang signifikan, bahkan hingga US$40.000.
Ketidakpastian Geopolitik Global
Situasi global yang semakin tidak stabil turut memperburuk kondisi pasar kripto. Ketegangan antara Rusia dan Ukraina, serta konflik di Timur Tengah seperti serangan rudal dari Iran ke Israel, meningkatkan kekhawatiran akan dampak lebih besar pada ekonomi global. Hal ini menciptakan ketidakpastian di pasar, memicu aksi jual besar-besaran di berbagai aset, termasuk kripto.
Bitcoin dan Ethereum sama-sama mengalami penurunan harga tajam. Bitcoin turun di bawah US$62.000, sementara Ethereum jatuh di bawah US$2.500.
Potensi Koreksi Lebih Dalam
Beberapa analis memperkirakan bahwa jika tren bearish ini berlanjut, Bitcoin bisa terkoreksi lebih dalam. Benjamin Cowen mengungkapkan bahwa pola serupa pernah terjadi pada 2019 setelah pemangkasan suku bunga oleh The Fed, di mana harga Bitcoin sempat naik sebelum akhirnya turun tajam dua bulan kemudian.
Dengan tren volatilitas yang meningkat dan ketegangan geopolitik yang memperparah kondisi pasar, para investor disarankan untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan. Koreksi harga Bitcoin hingga US$40.000 bisa menjadi kenyataan jika tekanan jual terus meningkat dan tidak ada perkembangan positif yang mampu memulihkan kepercayaan pasar.(arl)