Inilah Latar Belakang Di Balik Nama Kota Muaradua

--
HARIANOKUSELATAN ID. Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, selainnya memiliki keelokan alamnya Danau Ranau, rupanya punya cerita unik di balik nama ibu kota Kabupaten Muaradua.
Cerita penamaan Muaradua ini memang cukup di kenal. Dan ternyata berdasarkan dari berbagai sumber, nama Kota Muaradua berdasar aliran atau saluran sungai yang tidak jauh dari kota itu.
Saluran sungai-sungai yang bersumber secara langsung ke sungai Musi salah satunya ialah sungai Ogan dan Komering.
Sungai Komering berawal dari kota Muaradua Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, atau persisnya di kelurahan Pasar Lama, karena di sini dua muara batang sungai, yakni sungai Selabung dan sungai Selaka (Saka).
Sungai Selabung ber-hulu dari Danau Ranau, dan sungai Saka memiliki hulu di wilayah Kisam Tinggi atau yang di sebutkan masyarakat Kisam Tinggi ‘Aik Sake’
Muaradua Perjumpaan 2 Sungai
Tempat berjumpanya sungai Saka dan Sungai Selabung yang tidak jauh dari Kota Muaradua.
Pada bagian hilir perjumpaan sungai ini, ada sisi yang agak miring dan berpasir, yang jadi tempat bertambat rakit bambu dari wilayah hulu sungai, dan tempat bertambat perahu yang dari sisi hilir sungai Komering.erjumpaan ke-2 sungai berikut, yang disebutkan Muaradua atau dua muara.
Di saat perjalanan darat masih susah, karena itu sungai Komering jadi sisi penting saat menolong urat ekonomi dan distribusi barang ke wilayah Muaradua dan sekelilingnya.
Banyak Bangunan Sejarah Di wilayah Pasar Lama ini, ada dua bangunan yang bisa kita saksikan sebagai sisi dari sejarah, yakni pusara atau makam puyang Komering (beberapa orang ada yang mengatakan Puyang Raden Runtak).
Disamping itu ada sisa jembatan menggantung yang menyambungkan wilayah Pasar Lama dan wilayah Pendagan. Pusara Puyang Komering, berada di daratan tertinggi di wilayah lingkungan pasar Lama.
Pusara ini di percaya sebagai pusara dari “Komering Singh”. Komering dalam Bahasa India bermakna Pinang.
Menurut cerita anak tangga konon bisa berlainan saat dihitung oleh beberapa pengunjung. Ada yang hitung 100 anak tangga, ada yang hitungnya lebih dari 100.
Sekarang ini telah ada dua jembatan di tengah-tengah kota Muaradua sebagai penggantinya.
yakni jembatan Kuning yang menyambungkan tangsi Bumi Agung dan Pasar Ulu, dan Jembatan Baru.
Pusara Puyang Komering, tidak jauh dari pusara-makam umum yang lain. Yang membandingkannya, pusara Komering di kasih atap atau cungkup, dan di pagar.
Pada hari hari tertentu, seperti saat lebaran, dan hari besar keagamaan, beberapa orang yang berziarah ke makam ini.
Karena pusara ini berada di daratan yang lebih tinggi, karena itu kita bisa menyaksikan pertemuan sungai Saka dan Selabung dari ketinggian.
Sebuah panorama yang cantik, menyaksikan sungai dari ketinggian dan di kitari oleh kebun jagung warga.
Waktu itu ada juragan Pinang dari India, hingga nama Komering sebetulnya asal dari panggilan untuk juragan Pinang dari India, yang tinggal di Muaradua.
Ada Juga Batu Kodok
Selainnya pusara Komering, pada bagian bawah, di hilir pertemuan Saka dan Selabung ada batu kodok, dan sisa fondasi jembatan Menggantung yang menyambungkan Pasar Lama dan Pendagan.
Ada panorama yang unik di sini. Di saat saat tertentu pada bagian ini warna sungai bisa berlainan pada bagian kanan dan kiri ke hilir sungai.
Karena, jika hujan di wilayah hilir sungai Selabung. Karena itu sisi kiri semakin lebih kotor, dan samping kanan masih tetap jernih.
Jika pada bagian hilir sungai Saka sedang tidak hujan.
Tempat ini memiliki lubuk sungai yang cukup dalam, lebih dari 10 meter. Sebuah tempat memancing yang dahsyat, untuk mereka yang hoby memancing.
Di bagian sisa fondasi jembatan, ada tulisan angka 1918. Kemungkinan itu ialah tahun pembangunan jembatan Komering yang berada di Pasar Lama, Muaradua.
Jembatan ini, di ledakkan dan di rusak oleh beberapa pejuang Indonesia saat invasi Militer Belanda. Tentara ini akan masuk ke dalam Muaradua sekitaran tahun 1947 – 1948.
karena beberapa pejuang ingin menghalangi pergerakan perlengkapan dan suplai logistik Belanda saat itu.
jembatan ini yang menyambungkan jalan ke arah Danau Ranau ke tengah kota Muaradua. (*)