Sinyal Bearish Ethereum Menguat, Benarkah Bisa Runtuh ke $500?
HARIANOKUSELATAN.ID – Harga Ethereum (ETH) kembali melemah dalam perdagangan terbaru, dipicu oleh ketidakpastian kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed). Sejumlah pejabat bank sentral Amerika Serikat menegaskan inflasi masih terlalu tinggi sehingga pemangkasan suku bunga tidak akan dilakukan secara agresif.
Kondisi ini membuat aset berisiko, termasuk kripto, kehilangan momentum. Saat ini ETH diperdagangkan di sekitar USD 4.180, turun dari area support dinamis di USD 4.440. Pelemahan ini memperkuat sinyal bahwa tren bearish tengah menguasai pasar.
BACA JUGA:BlackRock Guncang Pasar Kripto, Ajukan ETF Bitcoin Premium
BACA JUGA:Ramalan Gila Tom Lee: Ethereum Bisa Tembus USD 15.000 di Akhir 2025
Support Penting Mulai Rontok
Secara teknikal, ETH gagal bertahan di Bollinger Band tengah dan kini menguji support bawah di USD 4.169.
Jika level ini ditembus, zona berikut yang menjadi perhatian berada di USD 3.800, USD 3.600, hingga USD 3.200. Sejumlah analis menilai, setiap kali ETH gagal bertahan di level kunci, tekanan jual akan semakin meningkat.
Untuk bisa pulih, ETH perlu kembali ke area USD 4.400–USD 4.700. Tanpa itu, setiap kenaikan hanya akan dipandang sebagai pantulan teknis (technical rebound), bukan tanda perubahan tren jangka menengah.
BACA JUGA:Review Moto Pad 60 Pro: Tablet Gahar Motorola untuk Multitasking dan Hiburan, Apa Layak Dibeli?
BACA JUGA:Ini Harga dan Spesifikasi Xiaomi 15T Series, Meluncur 30 September 2025 di Indonesia
Ancaman ke USD 500: Realistis atau Berlebihan?
Isu bahwa ETH bisa ambruk hingga USD 500 memang ramai diperbincangkan. Namun, secara teknikal, skenario tersebut dianggap terlalu ekstrem.
ETH harus terlebih dahulu menembus berlapis-lapis support kuat, mulai dari USD 3.000, USD 2.000, hingga USD 1.200. Artinya, skenario menuju USD 500 hanya mungkin terjadi jika muncul “black swan event”, seperti:
Resesi global,
Kolapsnya bursa besar, atau
Guncangan regulasi yang sangat ketat.
Mayoritas analis menilai target realistis ETH dalam jangka pendek justru berada di kisaran USD 3.200–USD 3.600, seiring dengan sikap hawkish The Fed.