Ramalan Gila Tom Lee: Ethereum Bisa Tembus USD 15.000 di Akhir 2025
HARIANOKUSELATAN.ID – Pasar kripto kembali diguncang oleh prediksi super bullish dari Tom Lee, salah satu pendiri Fundstrat. Menurutnya, harga Ethereum (ETH) berpotensi menembus USD 10.000–USD 15.000 atau sekitar Rp167 juta–Rp250 juta (estimasi kurs Rp 16.703) pada akhir 2025.
Dua faktor utama yang jadi pendorong adalah banjirnya dana Wall Street ke ETF Ethereum serta dukungan politik AS yang semakin pro-kripto.
BACA JUGA:Review Moto Pad 60 Pro: Tablet Gahar Motorola untuk Multitasking dan Hiburan, Apa Layak Dibeli?
BACA JUGA:Ini Harga dan Spesifikasi Xiaomi 15T Series, Meluncur 30 September 2025 di Indonesia
Mengapa Ethereum Jadi Favorit Wall Street?
Lee menilai netralitas dan desentralisasi Ethereum menjadikannya blockchain pilihan utama institusi keuangan besar.
Contohnya, perusahaan tambang kripto BitMine, tempat Lee menjabat sebagai ketua, telah mengalihkan kas perusahaan ke ETH. BitMine kini tercatat memiliki 2,15 juta ETH, menjadikannya treasury ETH terbesar di dunia.
Dukungan Politik Pro-Ethereum di AS
Lee juga menyoroti arah kebijakan pemerintah AS. Di bawah pemerintahan Trump, regulasi dibuat semakin ramah terhadap Ethereum, khususnya untuk mendukung perkembangan Decentralized Finance (DeFi).
Langkah ini menciptakan fondasi kuat bagi Ethereum untuk semakin diterima sebagai aset arus utama.
Katalis Pasar: ETF, Stablecoin, dan Tokenisasi
ETF Spot Ethereum
ETF Spot Ethereum di AS sukses menarik dana institusional besar. Hingga pertengahan 2025, total aset ETF mencapai USD 24 miliar, dengan rekor arus masuk USD 5,4 miliar hanya dalam sebulan (Juli 2025).
Stablecoin
Lebih dari 50% stablecoin global diterbitkan di jaringan Ethereum. Permintaan yang terus meningkat, termasuk dari bank besar seperti JPMorgan, otomatis meningkatkan kebutuhan terhadap ETH.
BACA JUGA:Desain Realme GT 8 Pro Mirip Wajah Robot, Usung Kamera Periskop 200MP
BACA JUGA:Honor X7d 5G Resmi Meluncur, Usung Snapdragon 6s Gen 3
Tokenisasi Aset Nyata
Lebih dari 60% aset tokenisasi dunia kini ada di Ethereum, mulai dari obligasi hingga saham tokenisasi Robinhood. Jika volume tokenisasi mencapai triliunan dolar AS seperti diprediksi Departemen Keuangan AS, permintaan ETH diperkirakan melonjak drastis.