Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bertolak ke AS
Saat itu, Prof. Sumitro pimpin delegasi Indonesia di PBB 1948-1949, masa penting sejarah dan posisi bangsa di dunia. Salah satu diplomasi monumental Sumitro adalah memorandum dikirim dari Kantor RI di PBB ke Menlu AS Robert Lovett.
Memorandum dimuat di The New York Times 21 Desember 1948, kecam agresi Belanda sebagai ancaman ketertiban dunia. Agresi Belanda pelanggaran Perjanjian Renville dan perundingan Indonesia-Belanda, serta cederai legitimasi PBB.
Sumitro juga galang dukungan negara-negara Asia lewat pertemuan di India Januari 1949 untuk hentikan agresi Belanda. Ia berhasil membangun solidaritas Asia dan tuntut pembebasan pimpinan Republik Indonesia.
Puncaknya, Belanda akui kedaulatan Indonesia lewat Konferensi Meja Bundar Desember 1949. Setahun kemudian, 17 Agustus 1950, RIS resmi jadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dino menilai, pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum ke-80 PBB beri angin segar multilateralisme dunia. “Multilateralisme saat ini sedang terpuruk di banyak negara,” kata mantan Dubes RI untuk AS itu.
Tenaga Ahli Badan Komunikasi Pemerintah Hamdan Hamedan tekankan makna strategis pidato Presiden di PBB nanti. Presiden Prabowo akan bicara urutan ketiga, setelah Presiden Brasil dan Presiden Amerika Serikat.
“Saat ruangan penuh, dunia tertuju dan pesan pidato bentuk nada utama debat umum PBB,” ujar Hamdan. Setelah 10 tahun absen, Presiden Indonesia kembali hadir di panggung utama dunia.
Pidato Prabowo di PBB jadi momentum penting perkuat posisi Indonesia sebagai bangsa besar. “Ini penampilan langsung Presiden Indonesia di UNGA setelah lebih satu dekade, menegaskan peran diplomasi Indonesia,” kata Hamdan.