Gaji Guru Honorer Dipotong, ATM Juga Dipegang Kepala Sekolah, Begini Ceritanya

Ilustrasi: gaji guru honorer yang seharusnya utuh justru dipotong dengan alasan operasional sekolah-Fhoto:Ist-

IKLAN UMROH

MUARADUA, HARIAN OKU SELATAN.ID – Polemik terkait gaji guru honorer kembali mencuat di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS). Sejumlah guru honorer mengaku dirugikan karena gaji yang seharusnya menjadi hak mereka justru tidak diterima secara penuh sesuai perjanjian awal.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, peristiwa ini terjadi di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang berada di Desa Tanjung Kari, Kecamatan Pulau Beringin, OKU Selatan. Sedikitnya enam orang guru honorer di sekolah tersebut mengeluhkan gaji yang dipotong tanpa kejelasan.

BACA JUGA:Batik Khas OKU Selatan ‘Serasan Seandanan’ Siap Jadi Identitas Daerah

BACA JUGA:Dituding Terlibat Pencabulan, Kades Banjar Agung Sebut Tuduhan Fitnah dan Tak Berdasar

Sesuai kesepakatan, para guru honorer seharusnya mendapatkan honor sebesar Rp700 ribu per bulan, baik untuk mengajar mata pelajaran maupun melaksanakan tugas sebagai wali kelas. Namun realitanya, gaji yang mereka terima jauh dari jumlah tersebut.

Lebih ironis lagi, pembayaran yang dilakukan setiap tiga bulan sekali justru hanya cair sekitar Rp400 ribu. Artinya, dari akumulasi gaji seharusnya Rp2,1 juta selama tiga bulan, guru honorer hanya menerima sebagian kecilnya saja.

BACA JUGA:Puluhan Ribu Warga Italia Protes Perang Gaza

BACA JUGA:Ketua Posyandu OKU Selatan Ikuti Rakornas Bersama Mendagri

Pihak sekolah berdalih, sebagian gaji guru honorer digunakan untuk menutupi kebutuhan operasional sekolah, termasuk pembelian Alat Tulis Kantor (ATK) dan keperluan lainnya. Namun alasan ini dianggap tidak masuk akal oleh para guru honorer, lantaran penggunaan dana gaji tidak pernah disampaikan secara transparan.

Tidak hanya itu, informasi lain yang beredar menyebutkan bahwa kartu ATM para guru honorer justru ditahan oleh kepala sekolah. Kondisi ini membuat guru honorer tidak memiliki kendali penuh atas gaji yang seharusnya bisa mereka kelola sendiri. Mereka pun mendesak agar hak mereka dikembalikan, gaji disalurkan langsung ke rekening, serta tidak ada lagi potongan dengan alasan yang tidak jelas.

BACA JUGA:Batik Khas OKU Selatan ‘Serasan Seandanan’ Siap Jadi Identitas Daerah

BACA JUGA:MTsN 1 OKU Selatan Sabet Juara Umum Olimpiade Madrasah Indonesia Tingkat Kabupaten

“Seharusnya gaji masuk ke rekening kami dan bisa ditarik sesuai kebutuhan, bukan malah dipotong dengan alasan ATK. Kami butuh kepastian, karena ini menyangkut kesejahteraan kami yang sudah bekerja keras mengajar murid setiap hari,” keluh salah seorang guru honorer yang enggan disebutkan namanya.

Akibat praktik tersebut, muncul ketidakpuasan yang cukup besar di kalangan guru honorer. Mereka berharap pihak dinas pendidikan maupun pemerintah daerah dapat turun tangan menindaklanjuti persoalan ini.

Hingga berita ini diturunkan, Kepala Sekolah SD Negeri Tanjung Kari, Thalha Rusnili, S.Pd., SD saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon belum memberikan respons.

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan