Makan Daging Kucing? Ini Tradisi Unik di Beberapa Negara yang Jarang Diketahui

Minggu 03 Nov 2024 - 19:39 WIB
Reporter : Winda
Editor : Winda

Harianokuselatan.bacakoran.co,Di beberapa negara, daging kucing bukanlah hal yang aneh untuk dikonsumsi dan bahkan dianggap sebagai bagian dari budaya atau tradisi kuliner setempat. Meski kontroversial, kebiasaan ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan di beberapa negara tetangga Indonesia. Di mana saja tradisi makan daging kucing dilakukan, dan apa latar belakangnya?

1. Vietnam

Vietnam adalah salah satu negara yang memiliki tradisi mengonsumsi daging kucing. Di sana, daging kucing disebut sebagai "harimau kecil" dan diyakini membawa keberuntungan. Beberapa restoran di Vietnam menyediakan hidangan berbahan daging kucing, yang biasanya dianggap sebagai makanan mewah. Meski demikian, ada peraturan pemerintah yang melarang praktik ini, tetapi permintaan daging kucing masih cukup tinggi, terutama di daerah utara Vietnam.

2. China

China memiliki sejarah panjang dalam mengonsumsi berbagai jenis daging, termasuk kucing. Di wilayah selatan, terutama di Guangdong dan Guangxi, daging kucing sering dijadikan sup dan diyakini memiliki khasiat pengobatan. Meski mulai ada larangan di beberapa kota besar, hidangan daging kucing masih ada di restoran-restoran tertentu, terutama selama acara festival. Di sisi lain, China juga memiliki gerakan untuk melindungi hewan peliharaan, termasuk kucing dan anjing, dari konsumsi manusia.

3. Korea Selatan

Korea Selatan juga memiliki tradisi konsumsi daging kucing, meskipun lebih jarang dibandingkan dengan anjing. Di masa lalu, daging kucing dipercaya memiliki manfaat kesehatan, terutama dalam bentuk kaldu. Namun, saat ini, praktik tersebut sudah sangat jarang ditemukan, terutama karena masyarakat Korea Selatan semakin banyak yang memiliki kucing sebagai hewan peliharaan dan adanya perubahan pandangan mengenai kesejahteraan hewan.

4. Indonesia

Di Indonesia, meskipun konsumsi daging kucing bukan hal yang umum, ada beberapa daerah yang memiliki tradisi tersebut. Misalnya, di sebagian wilayah Sulawesi Utara, konsumsi daging kucing ada sebagai bagian dari kuliner tradisional. Hal ini mirip dengan konsumsi daging hewan lain yang mungkin jarang ditemui di daerah lain di Indonesia. Namun, praktik ini mulai menimbulkan kontroversi, terutama di kalangan pecinta hewan.

5. Swiss

Menariknya, negara Eropa seperti Swiss juga memiliki sejarah dalam mengonsumsi daging kucing. Di beberapa daerah pedesaan, terutama pada musim dingin, daging kucing dianggap sebagai makanan tradisional. Namun, praktik ini sangat jarang dan mulai dilarang karena banyaknya penolakan dari masyarakat Swiss sendiri yang menyayangi hewan peliharaan mereka.

Alasan di Balik Tradisi Ini

Kebiasaan mengonsumsi daging kucing ini sering kali berkaitan dengan budaya, kepercayaan, atau bahkan kondisi ekonomi di masa lalu ketika makanan lebih sulit didapatkan. Di beberapa tempat, hewan yang biasanya dianggap sebagai peliharaan di banyak negara lain, dimasukkan dalam tradisi kuliner sebagai sumber protein atau dianggap memiliki manfaat kesehatan. Namun, seiring dengan berkembangnya pandangan masyarakat global terhadap kesejahteraan hewan, tradisi ini semakin banyak dipertanyakan dan bahkan dikurangi.

Tradisi makan daging kucing menimbulkan reaksi beragam di kalangan masyarakat dunia, terutama dari organisasi perlindungan hewan. Di banyak negara, kampanye dan advokasi dilakukan untuk mendorong penghapusan tradisi ini. Sejumlah negara mulai memberlakukan larangan tegas untuk mengonsumsi kucing, dan kesadaran masyarakat terhadap hak-hak hewan semakin meningkat. Namun, di sisi lain, beberapa komunitas masih mempertahankan kebiasaan ini sebagai bagian dari identitas budaya.

Meskipun tradisi makan daging kucing ada di beberapa negara, termasuk negara-negara tetangga Indonesia, hal ini sering kali menimbulkan perdebatan etika. Kesadaran mengenai hak-hak hewan yang semakin meluas mungkin akan berperan dalam mengurangi atau menghilangkan praktik ini di masa depan. Terlepas dari tradisi atau kebiasaan yang ada, penghormatan terhadap kehidupan dan kesejahteraan hewan menjadi pertimbangan penting dalam perkembangan budaya kuliner modern. (Win)

Kategori :