Jika diperhatikan, Obsidia memiliki gaya permainan yang mirip dengan Aldous dan Cecilion, yakni mengandalkan pengumpulan stack sejak early game untuk mendominasi di late game. Namun, berbeda dengan keduanya, Obsidia tetap bisa memberikan kontribusi besar di mid game berkat skill 1 dan 2 yang berdamage tinggi sekaligus mobilitas yang baik.
Early Game: fokus mengumpulkan stack sambil menjaga lane dengan skill 1.
Mid Game: mulai ikut teamfight dengan mengandalkan kombinasi dash (skill 2) untuk positioning dan ultimate untuk mengunci target.
Late Game: menjadi monster damage berkat Bone Shard yang sudah menumpuk, ditambah sustain dari pasif yang membuatnya sulit ditandingi dalam duel 1v1.
BACA JUGA:Garuda Futsal Gemparkan GBK, Bungkam Belanda dengan Skor Telak 5-1
BACA JUGA:Kerangka Manusia Lengkap dengan Jaket dan Celana Panjang Ditemukan
Secara keseluruhan, Obsidia merupakan tipe Marksman yang mematikan, dengan potensi menjadi carry utama dalam pertandingan. Ia bisa mengamankan kill dengan cepat, mengontrol musuh lewat ultimate, dan sangat efektif dalam teamfight.