Konflik Israel-Iran Memanas, Indonesia Terancam Tekanan Ekonomi Berlapis

Rabu 25 Jun 2025 - 13:39 WIB
Reporter : HOS
Editor : HOS

Jakarta: Eskalasi konflik antara Iran-Israel kian memanas setelah adanya serangan udara dari Amerika Serikat ke tiga fasilitas nuklir Iran. Peristiwa ini memicu ketegangan geopolitik dan menempatkan dunia di ambang ketidakpastian global.

Pengamat Ekonomi Internasional Adithya Wardono, menilai Indonesia berpotensi terkena imbas tekanan ekonomi berlapis dari ketegangan tersebut. Khususnya dalam aspek ekonomi makro dan stabilitas nasional.

"Secara ekonomi terus dipastikan nanti kalau tidak ada yang mampu menyetop (perang), ini akan menekan pertumbuhan global dan tentunya juga pertumbuhan ekonomi. Ini juga dikhawatirkan juga oleh Menteri Keuangan kita, Bu Sri Mulyani, atas keadaan global hari ini," kata Adithya saat berbincang bersama Pro3 RRI, Selasa (24/6/2025).

"Karena tentu akan memicu banyak segala masalah di variable-variable macro kita. Ini akan menekan APBN kita ke depan, ini yang pasti harus kita pikirkan lebih dalam terlebih hari ini," ujarnya.

Menurutnya, lonjakan harga komoditas, gangguan rantai pasok, serta tekanan fiskal dan nilai tukar menjadi risiko yang harus diantisipasi. Dari sisi harga komoditas, Adithya mewanti pemerintah terkait potensi lonjakan komoditas energi. 

“Terlebih, kemarin kan juga terpikirkan penutupan Selat Hormuz ini kan bisa juga bukan ‘isapan jempol’. Iran memiliki wacana historis dan teknis melumpuhkan jalur ini, jika terjadi maka terjadi lonjakan komoditas energi luar biasa,” ucapnya.

Terkait hal itu, ia menilai pemerintah harus memperkuat struktur ekonomi domestik. Menurutnya, ketergantungan-ketergantungan atas komoditas energi dengan harganya yang berfluktuasi, harus diredam dengan terciptanya kebijakan konkret secara struktural. 

"Karena sebetulnya ketidakpastian ini akan menekan sentimen pasar dan berdampak pada aliran modal, nilai tukar dan segalanya. Ini yang mau tidak mau harus dilakukan secara cepat oleh pemerintah," katanya.

"Karena pemerintah harus terus menjaga kesendaman kebijakan fiskal dan berupaya bagaimana memperkuat koordinasi moneter fiskalnya. Karena ketergantungan kepada volatilitas atau naik turunnya masalah eksternal ini akan menekan basis ekonomi domestik," ujarnya.

Adithya menilai, harga komoditas energi menjadi sangat penting karena dapat berimbas dan mempengaruhi sekor lainnya. Salah satunya akan menganggu sekor pangan hingga pasokannya.

"Kedua, akan berdampak pada banyak hal, karena banyak sekali produk-produk kita yang masih impor. Akhirnya, alih-alih ini akan mengakibatkan daya beli masyarakat melemah dan peningkatan biaya hidup," katanya.

"Kenaikan harga bahan bakarnya akan meningkatkan biaya produksi barang dan distribusi barang. Ini yang terjadi, mempengaruhi berbagai sektor. Tidak hanya beberapa sektor tertentu, tetapi sektor yang strategis seperti industri manufaktur, transportasi, perdagangan," ucapnya

Tags :
Kategori :

Terkait