Bitcoin Gagal Nanjak? Trader Short Jadi Biang Keladi

Minggu 18 May 2025 - 12:10 WIB
Reporter : Arel Muzaki
Editor : Arel Muzaki

HARIANOKUSELATAN.ID – Bitcoin (BTC) masih bertahan di atas level psikologis US$ 100.000, tapi belum mampu menembus kenaikan signifikan ke level baru. Apa penyebabnya?

1. Dominasi Posisi Short di Pasar Derivatif

Analis on-chain dengan akun ‘Darkfost’ di X (dulu Twitter) mengungkap penyebab utama dari fenomena ini: banyak trader di pasar derivatif yang membuka posisi short, yakni taruhan harga Bitcoin akan turun.

Data dari CryptoQuant menunjukkan indikator cumulative net taker volume berada di zona negatif sejak Bitcoin melewati US$ 100.000. Ini berarti penjual lebih agresif daripada pembeli.

BACA JUGA:Tips Aman Tinggalkan Mobil Listrik Berhari-hari di Garasi

BACA JUGA:Honda Vario 160 Baru Meluncur di Malaysia, Tampil Lebih ‘Heboh’ dengan Warna dan Striping Baru

Akibatnya, tekanan jual makin besar, sehingga laju kenaikan harga Bitcoin melambat.

Menurut Darkfost, hal ini mencerminkan ketidakpercayaan trader terhadap kemampuan Bitcoin mencapai rekor harga tertinggi baru (all time high) dalam waktu dekat.

2. Potensi Terjadinya Short Squeeze

Meski banyak yang bertaruh harga akan turun, pasar kadang bergerak berlawanan dengan ekspektasi mayoritas trader.

Kalau terlalu banyak yang short, namun harga ternyata naik, mereka yang short harus membeli kembali Bitcoin untuk menutup posisi mereka, memicu kenaikan harga cepat yang disebut short squeeze.

Darkfost menyebutkan, pasar suka “membuktikan bahwa mayoritas trader salah” dalam situasi seperti ini.

3. Analisis Daan Crypto Trades: Zona Resisten Kunci dan ‘Trap in Range’

Analis lain, Daan Crypto Trades, memandang Bitcoin kini diperdagangkan di bawah zona resisten kunci, mengamati potensi breakout menuju fase price discovery — di mana harga mulai mencari level tertinggi baru.

BACA JUGA:TikTok Ajak Pengguna Remaja Meditasi Setelah Jam 10 Malam

Kategori :