Diluar Pangkalan, HET LPG 3 Kg Tak Terkendali

Grafis. -Foto: SUMATERAEKSPRES.ID.-

 SUMSEL, HARIAN OKU SELATAN – Harga eceran tertinggi (HET) LPG 3 kg hanya bisa dikawal dan dijaga hingga tingkat pangkalan. Begitu masuk ranah pengecer, baik di warung maupun toko, maka harga LPG bersubsidi ini tak terkendali.

 

Dari seluruh daerah di Sumsel, baru pertama kali ada penindakan pelanggaran HET LPG 3 kg. Dilakukan jajaran Polres Pagaralam. Tersangkanya seorang pemilik pangkalan resmi, Dendi (33). Warga Tanjung Payang, Kecamatan Pagaralam Selatan itu ditangkap karena jual gas melon Rp23 ribu/tabung.

Padahal, HET hanya Rp18 ribu. Setelah jalani pemeriksaan, polisi menetapkannya sebagai tersangka. Kasus ini muncul setelah masyarakat mengeluhkan harga jual LPG 3 kg di pangkalan milik Dendi jauh lebih mahal dari HET.

BACA JUGA:OKU Timur Layak di Mekarkan Jadi 3 Kabupaten

“Setelah dicek, dijual Rp23 ribu/tabung, harusnya untuk di pangkalan dijual Rp18 ribu,” kata  Kapolres Pagaralam AKBP Erwin Aras Genda SH SIK, beberapa waktu lalu.

Bagaimana daerah lain?  Masyarakat di Desa Sungai Jernih Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara sudah harus membiasakan diri dengan mahalnya LPG 3 kg. "Harga Rp45 ribu ini biasa terjadi di momen seperti sekarang, selain mahal barangnya juga susah dicari," kata Ody,warga di sana.

Menurutnya, harga LPG melon termurah Rp28 r ibu, itu pun kalau sedang tidak ada momen. Tapi ada daerah lain di Rupit, walau pun hari biasa, gas melon dijual Rp40 ribu.

Menurutnya, waktu tinggal di Sekayu Muba, dia bisa beli LPG melon hanya Rp23-25 ribu per tabung. Sementara, Tika warga Tebing Tinggi, mengaku keliling mencari LPG 3 kg. “Setelah keliling sampai ke Tanjung Bering, alhamdulillah dapat yang harganya Rp25 ribu," kata dia.

BACA JUGA:BPBD Himbau Warga OKU Waspada Banjir dan Longsor

Terpisah Anita, warga Desa Sawah, Kecamatan Muara Pinang,  Empat Lawang, mengaku kalau dirinya sempat berebut dengan ibu-ibu lainnya untuk  mendapatkan gas melon.

 "Saya berebut dengan warga lain untuk mendapatkan tabung gas, dengan harga Rp38 ribu," pungkasnya. Informasi dihimpun, di salah satu pangkalan gas di Empat Lawang, HET Rp18 ribu. Namun hanya datang seminggu sekali.

Itu pun untuk pembeli yang sudah terdaftar. Satu tabung untu satu nama dalam KK. Echi, pedagang gorengan di Kota Baturaja, OKU mengataan, untuk HET Rp 17.100. Tapi kalau di eceran harganya bisa lebih mahal.

BACA JUGA:Dinas Pariwisata Berikan Pelatihan Home Stay

Seperti di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan. Untuk harga LPG 3 kg Rp 20.000/tabung. Staf Bidang Perdagangan Disperindag OKU, Okta Lilyandi mengatakan, untuk harga di pangkalan, berlaku ketentuan sesuai dengan HET.

Ada selisih perbedaan di tingkat pangkalan karena ada ongkos angkut atau operasional dari agen ke pangkalan. "Tergantung jauh dekatnya," ujarnya.

Pengelola pangkalan gas LPG Talang Jawa Kota Muara Enim, Prasetyo mengatakan bahwa dirinya menjual LPG 3 kg sesuai dengan HET yakni Rp16 ribu per tabung. "Masyarakat yang membeli harus membawa KTP dan KK," tukasnya. (seg)

Tag
Share