Microsoft Game Pass Dinilai Untungkan Gamer, Rugikan Pengembang
HARIANOKUSELATAN.ID – Layanan berlangganan Game Pass milik Microsoft makin populer di kalangan gamer. Dengan biaya bulanan, pemain bisa mengakses ratusan judul game, termasuk rilisan baru dari Xbox Game Studios. Microsoft bahkan mengklaim pendapatan layanan ini sudah tembus miliaran dolar.
Namun, tak semua pihak melihatnya positif. Sejumlah pengembang menilai Game Pass lebih menguntungkan gamer dibanding kreator game.
BACA JUGA:PM Mengundurkan Diri, Parlemen Jepang Siapkan Pencalonan
BACA JUGA:WHO Kirim Bantuan Medis untuk Korban Gempa Afghanistan
Kritik dari Mantan Eksekutif Bethesda
Pete Hines, mantan eksekutif pemasaran Bethesda yang hengkang setelah 24 tahun berkarya, menyoroti ketidakseimbangan kompensasi bagi developer. Dalam wawancaranya dengan DBLTap, Hines menyebut nilai yang diterima pengembang tidak sebanding dengan kontribusi mereka.
Ia bahkan membandingkan Game Pass dengan Spotify. Menurut Hines, industri musik kini cenderung menciptakan lagu pendek dengan hook cepat demi menarik perhatian audiens. Ia khawatir pola serupa akan menjangkiti industri game.
“Anak-anak sekarang berpikir setiap game harus jadi game yang selamanya, terus diperbarui sampai developer-nya berubah jadi tulang belulang Fallout,” ujarnya satir.
BACA JUGA:Kapal Flotilla Gaza Diserang Drone di Perairan Tunisia
BACA JUGA:Pasca 'Reshuffle', Presiden Prabowo Panggil Menteri
Bukan Kritik Pertama
Raphael Colantonio, pendiri Arkane, juga pernah menyatakan hal serupa. Ia menilai Microsoft mensubsidi proyek yang tidak berkelanjutan, dan pada akhirnya bisa menaikkan harga langganan atau menurunkan kualitas demi profit.
Game Pass memang bisa meningkatkan eksposur judul tertentu. Misalnya, Hi-Fi Rush sukses dengan 3 juta pemain. Tapi Hines mengingatkan, 3 juta pemain tidak sama dengan 3 juta kopi terjual. Sebaliknya, Redfall justru gagal meski tersedia sejak hari pertama, hingga menyebabkan studio Arkane Austin ditutup.
BACA JUGA:IPHI Dorong Pengawasan Independen dan Pembenahan Sistem Haji
BACA JUGA:Menkes: MPPD Permudah Perizinan Nakes, Cepat dan Transparan
Imbas ke Penutupan Studio
Kritik juga diarahkan pada keputusan Microsoft menutup sejumlah studio, termasuk Tango Gameworks (yang kemudian dihidupkan kembali oleh Krafton) dan Arkane Austin. Hines menduga tekanan dari model berlangganan turut memengaruhi keputusan sulit tersebut.