Kamboja dan Thailand Gelar Pembicaraan di Malaysia

--

IKLAN UMROH

Kuala Lumpur: Kamboja dan Thailand memulai pembicaraan resmi di Kuala Lumpur, Senin (4/8/2025), untuk meredakan ketegangan perbatasan. Pembicaraan ini dilakukan setelah bentrokan bersenjata kedua negara yang menewaskan lebih dari 40 orang.

Melansir dari The Straits Times, pertemuan ini dilakukan melalui forum Komite Perbatasan Umum. Forum tersebut merupakan salah satu mekanisme bilateral utama yang biasa digunakan kedua negara untuk menangani isu perbatasan.

Atas permintaan Thailand, lokasi pertemuan dipindahkan ke tempat netral di Malaysia. Hal tersebut dikarenakan situasi dinilai terlalu sensitif untuk dilangsungkan di salah satu negara.

Meskipun gencatan telah tercapai pada 29 Juli, situasi masih belum sepenuhnya tenang. Ratusan ribu warga di daerah perbatasan tetap tinggal di kamp evakuasi karena khawatir pertempuran akan kembali terjadi.

Ketegangan meningkat setelah, Minggu (3/8/2025), Kementerian Pertahanan Kamboja menuduh Thailand merencanakan serangan baru melalui perintah evakuasi wilayah perbatasan. Tuduhan ini segera dibantah oleh pihak Bangkok, yang menyebutnya sebagai upaya untuk mendiskreditkan Thailand di mata internasional.

Meski demikian, kedua negara sepakat situasi perbatasan, Senin (4/8/2025) terpantau tenang. Kedua negara menegaskan kembali komitmen mereka untuk menghormati gencatan senjata.

Gencatan senjata ini ditengahi oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, dalam kapasitasnya sebagai ketua ASEAN. Tekanan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menggunakan kebijakan tarif perdagangan sebagai alat diplomatik, juga berperan dalam tercapainya kesepakatan.

Atas permintaan Thailand, pertemuan yang awalnya dijadwalkan hanya satu hari diperpanjang menjadi empat hari. Pada 7 Agustus, hari terakhir pertemuan, Menteri Pertahanan dari kedua negara dijadwalkan hadir langsung.

Kehadiran mereka akan bersama dengan pengamat dari Malaysia, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Hal tersebut disampaikan melalui pernyataan dari pemerintah Thailand.

Pertemuan ini juga diperkirakan akan membahas kemungkinan pembentukan mekanisme pemantauan ASEAN yang lebih luas. Mekanisme tersebut bertujuan untuk mengawasi wilayah perbatasan yang masih disengketakan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan