HARIANOKSELATAN.ID - Kasus kebocoran data kembali mencuat, kali ini melibatkan raksasa teknologi OpenAI yang dikenal luas berkat ChatGPT. Seorang hacker mengklaim memiliki data kredensial akun pengguna OpenAI dan menjualnya dengan harga fantastis, yaitu $20 juta. Namun, ada yang janggal dalam klaim ini, karena OpenAI sendiri menegaskan bahwa mereka tidak mengalami kebobolan data.
Hacker Klaim Jual Data OpenAI
Menurut laporan dari Malwarebytes Labs, seorang hacker dengan nama emirking mengklaim telah mendapatkan akses ke data kredensial akun pengguna OpenAI. Data tersebut kemudian diunggah dan ditawarkan di sebuah forum kriminal siber terkemuka.
BACA JUGA:Spesifikasi PC untuk Like a Dragon: Pirate Yakuza in Hawaii yang Wajib Diketahui
BACA JUGA:Hands-On Preview Monster Hunter Wilds — Petualangan Baru di Dunia Luas!
Namun, OpenAI segera merespons klaim ini dengan menyatakan bahwa mereka tidak mengalami kebocoran data. Hal ini menimbulkan asumsi bahwa data yang dijual oleh emirking kemungkinan besar tidak valid atau palsu.
Kredibilitas Klaim Diragukan
Keabsahan klaim hacker ini juga diragukan oleh pihak Malwarebytes. Biasanya, kebocoran data dalam skala besar seperti ini hanya bisa terjadi jika hacker berhasil menembus sistem keamanan OpenAI, seperti auth0.openai.com, atau memperoleh kredensial admin melalui celah keamanan tertentu.
Tanpa adanya bukti konkret mengenai cara data tersebut diperoleh, laporan ini masih menyisakan banyak pertanyaan. Jika benar terjadi, kebocoran ini bisa menjadi insiden keamanan besar yang berdampak luas pada pengguna OpenAI.
BACA JUGA:Game RPG Overlord “Lord of Nazarick” Resmi Rilis di Asia Tenggara
BACA JUGA:Kejari Banyuasin Selidiki Dugaan Pungli Retribusi Parkir Geledah Kantor UPTD Dishub
Kemungkinan Scam atau Data dari Malware Infostealer
Dari hasil investigasi sementara, ada indikasi bahwa data yang diperjualbelikan oleh hacker emirking sebenarnya bukan berasal dari pembobolan langsung ke sistem OpenAI. Data tersebut kemungkinan besar dikumpulkan melalui malware infostealer yang telah mencuri lebih dari 1 miliar data pengguna dari berbagai sumber.
Hal ini membuka kemungkinan bahwa emirking hanya mencoba menjual kembali data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber lain dan bukan dari sistem OpenAI secara langsung. Jika benar demikian, maka ini lebih mengarah ke modus penipuan daripada kebocoran data nyata dari OpenAI.
Dengan situasi ini, pengguna OpenAI disarankan untuk tetap waspada dan menerapkan langkah-langkah keamanan, seperti menggunakan autentikasi dua faktor (2FA) dan menghindari penggunaan ulang kata sandi di berbagai platform.