HARIANOKUSELATAN.ID — Motor bekas kerap menjadi pilihan bagi masyarakat yang membutuhkan kendaraan dengan anggaran terbatas. Namun, berbeda dengan motor berbahan bakar bensin, motor listrik bekas sangat sulit ditemukan di dealer. Apa alasan di balik fenomena ini? Berikut penjelasannya menurut Sekretaris Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI), Abdullah Alwi.
Alasan Jarangnya Dealer Menjual Motor Listrik Bekas
Populasi Motor Listrik yang Masih Terbatas
Dibandingkan dengan motor berbahan bakar bensin yang populasinya mencapai sekitar 130 juta unit di Indonesia, jumlah motor listrik hanya sekitar 75 ribu unit. Dengan jumlah yang masih terbatas, pasar jual beli motor listrik bekas belum sebesar pasar motor berbahan bakar fosil.
BACA JUGA:Mobil Listrik Aman Terobos Banjir? Ini Fakta dan Tips Perawatannya
BACA JUGA:Review Infinix Hot 50 Pro: Bodi Tipis, Harga Bersahabat
Penjualan Biasanya Dilakukan secara Personal
Motor listrik bekas umumnya dijual langsung oleh pemiliknya melalui berbagai platform marketplace, bukan melalui dealer resmi. Hal ini berbeda dengan motor bensin yang lebih umum dijual kembali melalui dealer.
Motor Listrik Masih Relatif Baru di Pasaran
Motor listrik baru mulai populer di Indonesia sekitar tahun 2020. Oleh karena itu, banyak pemilik yang masih ingin menggunakan kendaraan mereka dan belum tertarik menjualnya. Pasar motor listrik baru juga masih lebih diminati dibandingkan yang bekas.
BACA JUGA:Apple Hentikan Proyek Kacamata AR, Saingi Meta Ray-Ban Gagal Terwujud
BACA JUGA:[RUMOR] Samsung Galaxy G Fold dalam Pengembangan, Hadir dengan Layar Lipat Tiga!
Apakah Motor Listrik Bekas Masih Bernilai?
Meski bekas, motor listrik tetap memiliki nilai yang baik di pasar, terutama jika komponen utamanya, seperti baterai, masih dalam kondisi baik. Jika kesehatan baterai menurun, pemilik tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk menggantinya, berbeda dengan mobil listrik yang memerlukan baterai berkapasitas lebih besar.
“Pada prinsipnya, motor listrik kalau diganti baterainya, ya segar lagi. Tapi ini tergantung jenis motornya, apakah termasuk kelas low-end atau high-end. Motor high-end biasanya tetap diminati di pasar bekas, apalagi jika layanan purnajual dan ketersediaan suku cadangnya terjamin,” jelas Abdullah Alwi.