HARIANOKUSELATAN.ID - Serangan siber kembali mengguncang dunia cryptocurrency setelah dompet kripto pemerintah AS, yang digunakan untuk menyita aset terkait kejahatan sebelumnya, diretas.
Menurut laporan dari Arkham Intelligence, aset senilai US$20 juta—terdiri dari USDC, USDT, aUSDC, dan ETH—telah dipindahkan secara ilegal dari dompet pemerintah ke alamat milik peretas.
Aliran Dana Mencurigakan dan Pencucian Dana
Aliran dana mencurigakan dari dompet pemerintah menunjukkan pola transaksi yang tidak wajar. Transaksi terbesar mencapai US$13,6 juta dan diduga dilakukan untuk memindahkan serta mencuci dana yang dicuri.
Dana ini kabarnya terkait dengan insiden kejahatan kripto besar, termasuk peretasan Bitfinex, dan berasal dari beberapa alamat penyitaan pemerintah.
Setelah mencuri dana tersebut, peretas mulai mengirimkan aset ke Binance dan crypto mixer lainnya untuk mencuci dana curian. Beberapa transaksi mencatat transfer 15,855 ETH hingga 15,866 ETH dalam interval singkat, menunjukkan pola pencucian uang yang terencana.
Investigasi dan Tantangan Regulator
Investigasi terhadap kasus ini melibatkan otoritas keuangan AS dan kolaborasi dengan bursa pertukaran, seperti Binance. Meskipun Binance memperketat pengawasan melalui KYC dan AML, serangan ini menyoroti celah pengawasan yang ada. Para pelaku juga menggunakan layanan agregator seperti 1inch, membuat pelacakan menjadi lebih sulit.
Dampak dan Antisipasi
Insiden ini menunjukkan kerentanan yang masih ada, bahkan dalam dompet kripto yang dikelola pemerintah. Peningkatan teknologi keamanan, audit berkala, dan regulasi yang lebih ketat mungkin diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Regulator dihadapkan pada tantangan besar untuk mengimbangi teknologi blockchain yang memungkinkan anonimitas dalam transaksi.
Kejadian ini menjadi peringatan serius bagi otoritas dan industri kripto bahwa ancaman keamanan perlu terus diperbarui dan ditingkatkan.(arl)