JAKARTA, HARIANOKUSELATAN.ID - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) resmi berganti nama menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran. Perubahan nama ini dimaksudkan untuk menghadapi tantangan zaman ke depan.
Menteri Komdigi, Meutya Hafid, menyampaikan bahwa nama kementerian yang baru mencerminkan fokus pada perkembangan digital yang menjadi prioritas Presiden Prabowo. “Saya akan ulangi lagi bahwa nama kementeriannya berubah untuk menjawab tantangan zaman. Ini juga sudah menjadi fokus sesuai astacita bapak Presiden Prabowo,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Kominfo.
BACA JUGA:Ini Poin Urgen Presiden Prabowo Usai Dilantik Jadi Presiden RI ke-7
BACA JUGA:5 Hal Penting yang Harus Dipersiapkan untuk SKD CPNS 2024
Meutya, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR RI, mengungkapkan banyak pesan yang diterimanya untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah di kementerian ini, termasuk isu keamanan digital dan pemberantasan pinjaman online (pinjol) ilegal serta judi online (judol). Ia menekankan pentingnya sektor keamanan digital yang harus ditangani dengan serius, mengingat permintaan masyarakat yang tinggi.
Selama lima tahun ke depan, beberapa sektor yang menjadi fokus Komdigi meliputi keamanan digital, perlindungan anak di internet, dan pemberantasan perdagangan manusia dan pornografi anak. Meutya berkomitmen untuk menciptakan internet yang ramah anak dan memberikan rasa aman bagi anak-anak Indonesia dalam mengakses ruang digital.
BACA JUGA:Jabat Sekretaris Kabinet, Mayor Teddy Tak Perlu Pensiun dari TNI AD
BACA JUGA:Cek Ini Daftar 56 Wakil Menteri Kabinet Merah Putih 2024-2029
"Saya perempuan, dan saya tidak hanya fokus pada dua isu tersebut, tetapi juga pada bagaimana melindungi anak-anak kita dari human trafficking, pornografi anak, dan kekerasan terhadap anak,” tambahnya.
Dalam melaksanakan tugasnya, Meutya akan dibantu oleh dua wakil menteri yang ditunjuk oleh Prabowo, yaitu Nezar Patria dan Angga Raka Prabowo. Jajaran kementerian juga akan melakukan kunjungan ke wilayah 3T (tertinggal, terluar, terdepan), khususnya di Timur Indonesia, untuk memastikan koneksi digital yang merata dan cepat.
“Bersama para wamen, kami dalam waktu dekat akan ke daerah-daerah 3T, terutama di timur Indonesia, untuk memeriksa koneksi di sana. Harapannya, jika kita mau berbasiskan digital, koneksi harus merata dan cepat,” tuturnya.