PALEMBANG, HARIAN OKU SELATAN - Rutan Kelas I Palembang baru saja merayakan kesuksesan 23 santri Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dalam menyelesaikan program hafalan Al-Quran selama satu tahun penuh.
Wisuda yang diselenggarakan pada Kamis, 6 Juni 2024, merupakan momen istimewa bagi para santri dan juga menunjukkan komitmen Rutan dalam memberikan pembinaan yang holistik bagi para WBP.
Kepala Rutan I Palembang, David Rosehan, menyampaikan kebanggaannya atas pencapaian para santri dalam sambutannya.
Ia menekankan pentingnya pembinaan mental dan spiritual bagi para WBP untuk membantu mereka kembali ke masyarakat dengan bekal yang lebih baik.
BACA JUGA:Petugas Gabungan Bongkar 41 Lokasi Refinery Illegal di Keluang Muba
BACA JUGA:4 Kades Musi Rawas Diperiksa Kejati Sumsel
Program pembinaan di Rutan Kelas I Palembang, termasuk program hafalan Al-Quran, bertujuan untuk membantu para WBP menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat setelah selesai menjalani masa hukumannya.
Wisuda angkatan ke-2 ini mengusung tema, “Membumikan Alquran dan Melangitkan Manusia”. Sebanyak 23 santri dinyatakan lulus setelah menyelesaikan kegiatan belajar selama 1 tahun penuh.
Kepala Rutan I Palembang, David Rosehan, menyatakan bahwa dari 54 santri yang mengikuti kegiatan belajar, 23 di antaranya dinyatakan lulus.
Syarat kelulusan termasuk perubahan perilaku, kepatuhan terhadap peraturan di dalam Lapas, dan memenuhi kriteria nilai ujian evaluasi yang ditetapkan.
BACA JUGA:Pemkab OKU Timur Gelar Rembuk Stunting
BACA JUGA:Usai Dilantik, 1.740 PPPK OKU Segera Terima Gaji
Pihak Rutan berharap prosesi wisuda ini memberikan apresiasi dan motivasi kepada seluruh santri serta pihak yang telah membantu kegiatan pembelajaran Al-Quran. Wisuda ini juga menjadi bukti bahwa setiap warga binaan memiliki potensi untuk memberikan kontribusi positif dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Plh. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan, Rahmi Widhiyanti, juga menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap usaha dan dedikasi para santri dalam menyelesaikan program pembinaannya di tengah keterbatasan lingkungan.
Diharapkan para santri dapat kembali ke masyarakat dengan percaya diri dan kemampuan yang lebih baik. (*)