PALEMBANG, HARIAN OKU SELATAN - - Asrama TNI AD di Jl Nurul Ikhlas, RT 15, RW 03, Kelurahan Kalidoni, Kecamatan Kalidoni, Palembang, diamuk Si Jago Merah, Jumat, 24 Mei 2024, sekitar pukul 21.00 WIB. Meludeskan 10 rumah, membuat 11 kepala keluarga (KK) dan 42 jiwa kehilangan tempat tinggal.
Ketua RT 15, RW 03, Hidayat, menuturkan ada beberapa KK yang terpaksa mengungsi di Masjid Nurul Ikhlas, dekat asrama TNI AD yang terbakar. “Ada tempat untuk marbot, tapi belum ditinggali. Jadi untuk sementara, beberapa KK mengungsi dan tinggal ditempat itu,” ujarnya, Sabtu pagi, 25 Mei 2024.
Hidayat mengaku tidak melihat langsung awal kebakaran tersebut. Dia hanya mendapat informasi, asal api dari rumah yang dihuni K. “Katanya, malam itu kedua anaknya salat isya di masjid. Pak K di rumah. Kita tidak tahu api berasal dari mana sumbernya. Apakah kompor atau korsleting listrik,” tuturnya.
Sebab, pihak dari Bidang Laboratorium Forensik Polda Sumsel, pagi kemarin masih melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). “Rumah-rumah yang terbakar itu, dihuni 5 anggota TNI aktif. Sisanya, pensiunan TNI AD ataupun pensiunsn PNS TNI AD,” jelas Dayat, sapaan Hidayat.
BACA JUGA:Bupati OKU Timur Buka Kejurda Karate Seri 1 Tahun 2024
Dayat menambahkan, sejauh ini warga bergotong royong melakukan pembersihan. Termasuk untuk makan siang dan sorenya. “Jadi warga bergotong royong memberikan bantuan makanan. Tadi dari pemerintah belum ada bantuan, mungkin sore nanti atau besok (hari ini),” ucapnya, pagi kemarin.
Malam itu sudah datang ke TKP, Dirreskrimum Polda Sumsel Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo, Kasat Reskrim AKBP Haris Dinzah, Kapolsek Kalidoni AKP Ali Sadikin, dan lainnya. Kemarin sekitar pukul 11.30 WIB, giliran datang Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono, dan anggotanya.
Harryo memantau tim Forensik Polda Sumsel, serta Inafis Polda Sumsel dan Polrestabes Palembang, yang melakukan Olah TKP. “Dari penuturan tetangga, api pertama kali terlihat dari rumah pensiunan PNS TNI AD berinisial K,” terangnya.
Sehingga Tim Labforensik dan Inafis, fokus melakukan Olah TKP di rumah tersebut. Rumah yang dihuni K itu, hangusnya melebihi rumah-rumah lainnya. ”Penyebabnya api berasal dari mana dan apa penyebabnya, nanti kita menunggu hasil dari tim labforensik dan inafis,” kata Harryo.
Secara umum, Harryo berpesan dan mengimbau kepada masyarakat agar lebih hati-hati terhadap tegangan Listrik yang ada di rumah masing-masing. “Jadi ini pesan secara pribadi dan kesatuan, agar kiranya dapat memperhitungkan beban aliran listrik di rumah masing-amsing,” imbaunya.
BACA JUGA:Tim Puskesmas Banding Agung Lakukan Skrining Kesehatan
Penghuni rumah diimbau dapat mengukur daya listrik di rumahnya, dan mengukur secara berkala beban pemakaian listri di rumahnya. “Kadang kita tidak mempertimbangkan batas daya listrik yang ada di dalam rumah kita masing-masing. Tanpa kita sadari, terus membeli komponen elektronik yang memakan beban listrik besar,” jelasnya.
Akibat penggunaan listrik melebihi daya, NCB turun lantaran beban terlalu besar. “Itu adalah fase kelebihan kapasitas. Artinya daya yang kita gunakan di dalam rumah, sudah berlebihan dan ini dapat memgakibatkan percikan api serta ledakan,” urai lulusan Akpol 1996 itu.
Karena itu dia kembali mengingatkan, ketika bepergian agar mencabut semua aliran listrik dari peralatan elektronik yang ada. “Seperti charger harus dicabut, jika tidak mengecas lagi. Kemudian, pastikan kompor sudah mati saat ditinggal keluar rumah atau tidur. Jangan sekali-kali meninggalkan barang yang menjadi pemicu kebakaran,” imbuhnya. (seg)