HARIANOKUSELATAN.ID – Pasar tokenisasi aset dunia nyata (Real World Assets/RWA) diproyeksikan mengalami lonjakan signifikan hingga menyentuh US$16 triliun pada tahun 2030, menurut laporan terbaru Skynet CertiK bertajuk 2025 Skynet RWA Security Report.
Lonjakan tersebut akan didorong oleh meningkatnya adopsi dari institusi keuangan global serta kehadiran dukungan regulasi di berbagai yurisdiksi utama, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, hingga Asia.
BACA JUGA:Wuling Bingo S Meluncur, Mobil Listrik Rp 100 Jutaan dengan Jarak Tempuh hingga 430 Km
BACA JUGA:Harley-Davidson Rilis Moge Murah X350, Harga Mulai Rp 70 Jutaan
Ethereum Jadi Pemimpin Pasar RWA
Per 2025, nilai pasar tokenisasi RWA telah mencapai US$25–26 miliar, dengan Ethereum memegang dominasi pangsa pasar sebesar 51,7% atau sekitar US$7,54 miliar.
Instrumen paling populer dalam tokenisasi adalah obligasi pemerintah AS—khususnya Treasury jangka pendek—yang diperkirakan bernilai lebih dari US$4,2 miliar tahun ini.
BACA JUGA:Samsung Rilis Soundbar AI Sound Canggih, Hadirkan Audio Sinematik di Rumah
BACA JUGA:Samsung Galaxy A07 4G Resmi di Indonesia, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Selain Ethereum, sejumlah pemain besar juga mendominasi ekosistem, antara lain:
BlackRock’s BUIDL – fokus pada tokenisasi obligasi.
Tether Gold (XAUT) – token berbasis emas yang stabil.
Kehadiran proyek-proyek tersebut memperlihatkan minat serius perusahaan manajemen aset global terhadap tokenisasi sebagai sarana efisiensi biaya, likuiditas lebih tinggi, serta akses investor yang lebih luas.
BACA JUGA:Samsung Rilis Soundbar AI Sound Canggih, Hadirkan Audio Sinematik di Rumah
BACA JUGA:Samsung Galaxy A07 4G Resmi di Indonesia, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Tantangan: Likuiditas & Regulasi
Meski prospeknya besar, RWA masih menghadapi sejumlah hambatan. Salah satunya adalah minimnya likuiditas sekunder, karena sebagian besar token masih dipegang institusi besar dan jarang berpindah tangan.