Pasar Tokenisasi Aset Dunia Nyata Diprediksi Capai US$16 Triliun pada 2030

Senin 25 Aug 2025 - 15:26 WIB
Reporter : Arel Muzaki
Editor : Arel Muzaki

Studi akademis juga menegaskan bahwa mayoritas token RWA:

Mencatat volume perdagangan rendah.

Memiliki masa penahanan panjang.

Menunjukkan aktivitas transfer terbatas.

Selain itu, terdapat tantangan regulasi lintas negara, kerentanan kontrak pintar, serta isu keamanan siber. Perlindungan investor dan penguatan infrastruktur dianggap penting agar pasar berkembang secara sehat dan berkelanjutan.

Regulasi Global Mulai Menguat

Sejumlah kebijakan baru telah memberi sinyal positif bagi ekspansi pasar tokenisasi, di antaranya:

AS → GENIUS Act

Uni Eropa → Markets in Crypto-Assets (MiCA)

Singapura → CRS 2.0

Hong Kong → LEAP Framework

Kehadiran regulasi-regulasi tersebut mendorong kawasan Asia untuk muncul sebagai salah satu pusat utama tokenisasi aset digital.

Infrastruktur Jadi Penopang Pertumbuhan

Selain pemain besar seperti BlackRock, proyek-proyek baru juga mulai mencuri perhatian. Libertum dan Reddio misalnya, dinilai sebagai pionir yang menawarkan solusi skalabel, sesuai regulasi, dan aman, yang dapat mempercepat adopsi RWA di tingkat global.

BACA JUGA:Apple Ubah Desain Tombol Camera Control di iPhone 18

BACA JUGA:Apple Ubah Desain Tombol Camera Control di iPhone 18

Masa Depan RWA

Dengan target US$16 triliun pada 2030, tokenisasi aset dipandang bukan lagi sekadar tren, melainkan transformasi struktural dalam sistem keuangan global.

Namun, pertumbuhan besar itu akan sangat bergantung pada:

Kategori :