Nusantara Open 2025, Langkah Konkret Cetak Generasi Emas Sepak Bola Tanah Air

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mendukung event Nusantara Open 2025 yang gelar oleh Garudayaksa. -Foto: Dimas Rafi.-
BEKASI - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memberikan dukungan penuh terhadap gelaran Nusantara Open 2025 yang diinisiasi Akademi Garudayaksa.
Turnamen ini diproyeksikan menjadi langkah konkret dalam melahirkan generasi emas sepak bola Tanah Air melalui kompetisi usia muda.
BACA JUGA:Sumsel United FC Fokus Taktik Jelang Kick Off Liga 2 2025/2026
BACA JUGA:Pemkot Palembang Siapkan Ikon Baru di Bundaran Masjid Agung
16 Tim Bersaing Rebut Rp2,6 Miliar
Kompetisi yang berlangsung di Training Ground Garudayaksa Football Academy, Setu, Bekasi, Jawa Barat, digelar mulai 25 Agustus hingga 5 September 2025.
Sebanyak 16 tim dari Elite Pro Academy (EPA) dan akademi terbaik di Indonesia ikut berpartisipasi.
Mereka akan bersaing dalam format fase grup yang kemudian dilanjutkan ke sistem gugur untuk memperebutkan total hadiah Rp2,6 miliar.
Juara pertama berhak atas trofi, medali, piagam, serta uang pembinaan Rp1 miliar. Peringkat kedua memperoleh Rp500 juta, posisi ketiga Rp350 juta, sementara peringkat keempat hingga ke-16 tetap diganjar uang pembinaan masing-masing Rp50 juta.
BACA JUGA:Kades Ulak Segara dan Selingkuhan Hadiri Sidang Perdana
BACA JUGA:Sidang Korupsi Izin K3, Direktur PT MKJQ Ditekan Hakim soal Dugaan Kesaksian Palsu
Kehadiran Tokoh Sepak Bola Nasional
Turnamen ini turut dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Ketua Umum PSSI Erick Thohir, Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Taufik Hidayat, Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri, Sekjen PSSI Yunus Nusi, Head of Scouting Timnas Indonesia Simon Tahamata, serta pelatih nasional Rahmad Darmawan.
Dalam sambutannya, Erick Thohir menegaskan pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk membangun fondasi sepak bola nasional sejak usia dini.
“Membangun sepak bola tidak bisa hanya mengandalkan PSSI. Pemerintah, pihak swasta, sekolah, hingga masyarakat harus ikut terlibat,” ujarnya.
Erick juga menekankan agar seluruh peserta menjunjung tinggi nilai sportivitas sepanjang turnamen.