Selidiki Kasus Pemukulan Dokter Koas di Palembang, Unsri Bentuk Tim Investigasi Internal
Rektor Unsri, Prof Taufiq Marwa, membentuk tim investigasi internal terkait insiden pemukulan dokter koas di Palembang yang merupakan mahasiswanya. -Foto: Ist.-
PALEMBANG, HARIANOKUSELATAN.ID - Universitas Sriwijaya (Unsri) menyatakan sikap tegas atas insiden pemukulan yang dialami seorang dokter koas Fakultas Kedokteran di Palembang. Insiden tersebut memicu keprihatinan di kalangan masyarakat, terutama karena melibatkan mahasiswa institusi tersebut.
Rektor Unsri, Prof. Taufiq Marwa, dalam pernyataan resminya, mengecam keras tindakan kekerasan tersebut. “Kekerasan seperti ini tidak dapat dibenarkan, baik di dalam maupun di luar lingkungan kampus. Kami sangat menyesalkan insiden ini,” ungkapnya, Minggu (15/12).
Sebagai langkah konkret, Unsri telah membentuk tim investigasi internal untuk menyelidiki kasus tersebut secara mendalam. Tim ini akan mengidentifikasi penyebab insiden, menggali fakta, dan menyusun rekomendasi penyelesaian.
“Kami berkomitmen menjaga keamanan dan kenyamanan civitas akademika. Oleh karena itu, investigasi dilakukan untuk memastikan kebenaran dan keadilan dalam kasus ini,” tambahnya.
Dukung Proses Hukum
Rektor Unsri juga menyatakan bahwa kasus ini telah dilaporkan ke pihak Polda Sumatera Selatan. Ia mengapresiasi langkah kepolisian dalam menangani perkara ini secara profesional.
BACA JUGA:Pramono Tegaskan Akan Akomodir Program Paslon 01 dan 02
BACA JUGA:Adu Jotos Warnai Pertandingan PSM Makassar U-20 vs Persik U-20
“Kami mendukung sepenuhnya proses hukum yang adil dan transparan. Unsri akan bekerja sama dengan pihak berwenang sesuai prosedur yang berlaku,” tegas Prof. Taufiq.
Dalam keterangannya, Rektor juga mengimbau semua pihak untuk menjaga ketenangan dan tidak mengambil langkah yang dapat memperkeruh situasi. “Kami ingin memastikan lingkungan pendidikan di Unsri tetap kondusif dan saling menghargai,” ujarnya.
Respons Keluarga Korban
Sementara itu, Wahyu Hidayat, ayah dari Luthfi, korban pemukulan, menegaskan tidak akan menerima tawaran damai dari pihak pelaku. “Kami ingin kasus ini diproses sesuai hukum yang berlaku. Kami berharap pelaku menerima konsekuensi atas tindakannya,” ujar Wahyu.
BACA JUGA:Sejumlah Tokoh Penting Gelar Pertemuan Guna Jaga Stabilitas Usai Pilkada
BACA JUGA:PDIP Klaim Ada Intervensi Kapolda Papua Tengah dalam Rekapitulasi Pilkada
Isu Pemicu Belum Direspons
Di sisi lain, isu terkait Lady Aurellia Pramesti, mahasiswi kedokteran yang diduga menjadi pemicu insiden ini, belum mendapat tanggapan dari pihak Unsri. Publik menunggu klarifikasi dan langkah-langkah yang akan diambil untuk menyelesaikan polemik ini secara tuntas.
Dengan pembentukan tim investigasi internal, diharapkan Unsri dapat menunjukkan komitmennya dalam menyelesaikan kasus ini secara transparan sekaligus menjaga reputasi sebagai lembaga pendidikan yang mengedepankan etika dan keadilan.