Cewek MiChat Asal Ogan Ilir Dihabisi di Bangka
Tersangka Mario Valentino saat diamankan petugas kepolisian usai menghabisi cewek MiChat asal Ogan Ilir Sumsel. -Foto: Dokumen/Sumeks.co.-
SUMSEL, HARIAN OKU SELATAN - Rahma Maharani Zahwa (20) seorang janda anak satu asal Dusun 1, Kelurahan Penyandingan, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan ditemukan tidak bernyawa di Kota Pangkalpinang, Provinisi Bangka Belitung.
Korban tewas setelah dihabisi oleh pria teman kencannya sendiri yang ia kenal lewat salah satu aplikasi online MiChat.
Jasad korban yang sudah dalam keadaan terbujur kaku dengan dipenuhi luka-luka senjata tumpul di sekujur tubuhnya.
Korban ditemukan di salah satu kamar kontrakan yang berada di Jalan Tirta Darma, Kelurahan Bacang, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkalpinang Bangka Belitung, pada Senin malam sekira pukul 19.00 WIB.
Informasi yang diproleh, wanita pemuas nafsu pria hidung belang ini tewas diduga disebabkan lantaran tamu prianya yang ia dapat melalui salah satu aplikasi online belum puas dengan pelayanan yang diberikan oleh korban.
Diduga hasratnya masih tinggi untuk berhubungan badan, namun korban menolak dan tidak mau lagi melayaninya karena diduga uang yang diterima oleh korban hanya cukup untuk satu kali main atau sekali berhubungan badan.
Diduga karena hal inilah yang membuat tamu hidung belang korban bernama Mario Valentino (26) gelap mata hingga tega menghabisi nyawa korban secara membabi buta.
Sementara saat diamankan petugas kepolisian tersangka Mario mengakui semua perbuatannya.
Menurutnya, dirinya tidak bisa mengontrol diri saat korban tidak mau lagi melayaninya yang pada saat kejadian masih ingin berhubungan badan lagi dengan korban.
"Saya masih tinggi, masih sangek, tapi korban tak mau melakukannya lagi. Dia minta uang tambahan, tapi saya sudah tidak punya uang lagi, oleh karena itulah saya gelap mata hingga melakukan hal itu kepada korban," terang tersangka Mario.
Tersangka mengaku memukuli korban secara berulang kali serta membenturkan kepada korban ke dinding, pada saat kejadian korban menurut tersangka sempat berupaya melawan namun karena kalah tenaga sehingga korban tidak bisa berbuat banyak.
"Korban yang kalah tenaga dengan saya langsung tersungkur dengan luka yang cukup serius hingga meninggal dunia di dalam kamar kontrakan milik korban tersebut," tutupnya.
Di Palembang, sebelumnya, gegara memesan seorang pekerja seks komersial (PSK) melalui aplikasi MiChat, seorang ojek nline (ojol) berinisial PD (30) babak belur oleh lima orang geremo.
Kejadian yang dialami korban PD ini saat ia ingin bertemu dengan PSK di sebuah penginapan harian di Jalan Dahlan HY, persis di belakang Mapolsek Sukarami, Selasa 4 Juli 2023 sekitar pukul 09.30 WIB.
Ternyata, itu hanya modus kejahatan yang sudah direncanakan oleh lima orang tersangka yang merupakan geremo.
Korban dipancing dengan PSK yang dipesan berinisial DP senilai Rp300 ribu.
Saat korban PD tiba di lokasi yang sudah ditentukan, kelima tersangka langsung mengeroyoknya dengan menggunakan balok kayu.
Korban berhasil melarikan diri meskipun sudah babak belur dan pakaian terkoyak akibat dianiaya.
Korban kabur dan langsung melaporkan kejadian ini ke Polsek Sukarami yang hanya berjarak beberapa belas meter saja dari TKP.
Personel unit Reskrim Polsek Sukarami bersama pimpinan Iptu Deni Irawan, SH langsung melakukan penyelidikan dan mengamankan kelima pelaku pengeroyokan.
Mereka adalah AI dengan nama alias Ayep (19), Deri Prayoga atau Deri (20), Kris Ditho Devang Akbar alias Ditho (21), Harsit Kumara (22), dan Jordy Saputra alias Panda (20).
“Lima tersangka memiliki peran yang berbeda saat melakukan pengeroyokan,” ujar Kapolsek Sukarami, Kompol Ikang Ade Putra, SIK, MH, dalam rilis Selasa sore.
Para pelaku juga mengambil uang dan barang berharga milik korban dengan cara-cara yang berbeda, termasuk mengendalikan ponsel untuk memesan layanan melalui aplikasi MiChat.
“Hal ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk tetap waspada saat menggunakan aplikasi layanan daring dan berhati-hati dalam bertransaksi dengan pihak yang asing,” tutup Ikang. (*)