Setelah Hasil Pahit di Motegi, Fabio Quartararo Siap Balas Dendam di Mandalika
MANDALIKA - Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, datang ke MotoGP Indonesia 2025 dengan penuh optimisme. Setelah hanya finis di posisi kedelapan pada seri Jepang di Motegi, juara dunia 2021 itu bertekad menebus hasil buruk dengan performa lebih baik di Pertamina Mandalika International Circuit akhir pekan ini.
BACA JUGA:Pembalap Muda AHM Siap Kibarkan Merah Putih di Podium IATC Mandalika
BACA JUGA:Kasus Korupsi Dana Hibah Panwaslu OKI, Dua Terdakwa Dituntut 3 Tahun 6 Bulan
Masalah Grip Jadi Kendala di Motegi
Pada balapan sebelumnya di Motegi, Quartararo kesulitan mengendalikan Yamaha YZR-M1 karena grip ban belakang yang minim. Ia tertinggal lebih dari 21 detik dari pemenang, membuatnya gagal bersaing di barisan depan. Menurutnya, masalah cengkeraman ini menjadi penyebab utama kegagalannya tampil kompetitif.
Untuk seri Mandalika, Michelin akan membawa ban belakang dengan karkas (carcass) lebih kaku, dirancang khusus untuk lintasan dengan permukaan abrasif seperti Mandalika. Quartararo yakin perubahan ini dapat membantu Yamaha lebih kompetitif.
BACA JUGA:Dana Retribusi Parkir Digelapkan, Tiga Mantan Pejabat Dishub Banyuasin Dituntut 3 Tahun
BACA JUGA:PN Palembang Bentuk Tim Humas dan Juru Bicara untuk Perkuat Layanan Publik
Kenangan Manis Quartararo di Mandalika
Mandalika bukan sirkuit asing bagi El Diablo. Sejak masuk kalender MotoGP pada 2022, Quartararo selalu tampil solid di sini. Ia finis kedua pada edisi perdana 2022, naik podium ketiga di 2023, dan menutup musim lalu dengan finis ketujuh.
“Indonesia selalu memberi saya motivasi tambahan. Tahun lalu kami kesulitan dengan grip, tapi di Mandalika tahun ini kami akan balapan dengan ban berbeda. Saya berharap ini jadi trek di mana kami bisa bersenang-senang dan tampil lebih baik,” ujar Quartararo usai menghadiri acara Yamaha di Taiwan.
BACA JUGA:Kanwil Kemenkum HAM Sumsel Pastikan Pendampingan HAM ke Pengusaha di OKUS
Persaingan Ketat dengan Honda
Misi Quartararo di Mandalika tidak akan mudah. Rival terdekatnya, Honda, menunjukkan tanda kebangkitan. Joan Mir sukses meraih podium ketiga di Motegi, menambah tren positif Honda setelah kemenangan di Le Mans dan podium kedua di Silverstone.
Sebaliknya, Yamaha masih kesulitan menyaingi performa tim Jepang tersebut. Hingga saat ini, Yamaha baru meraih satu podium utama melalui Quartararo di GP Spanyol, ditambah dua podium dari Sprint Race. Kondisi ini membuat Yamaha berada di posisi buncit klasemen konstruktor, tertinggal 40 poin dari Honda dengan hanya lima seri tersisa.
Dengan kondisi tersebut, MotoGP Mandalika akan menjadi panggung penting bagi Quartararo sekaligus kesempatan besar bagi Yamaha untuk membuktikan diri. Apakah El Diablo mampu mengulang kenangan manis di Lombok dan membawa Yamaha kembali bersinar? Semua mata akan tertuju ke sirkuit kebanggaan Indonesia akhir pekan ini.