Legenda dan Sejarah Terbentuknya Danau Ranau

--

 

Akibatnya anak-anak kurang diperhatikan sehingga mereka tidak hanya bermain tetapi sudah mulai merusak. Mereka mulai mengganggu burung-burung dan mengambil sarangnya di sekitar paya-paya dan yang hidup di pohon-pohon. Anak-anak ini menangkap burung dan mengambil sarangnya untuk dijadikan permainan.

 

Melihat keadaan ini, kedua burung besar itu menjadi sangat marah. Mereka mulai menyerang orang-orang yang lewat serta orang yang berada di dekat sarangnya. Nampaknya kedua burung besar itu melakukan protes atas gangguan terhadap kehidupannya.

 

Penduduk mulai mencoba mengusir burung tersebut dengan jalan menebang pohon Hara namun tidak berhasil, bahkan kedua burung itu menjadi semakin ganas. Beberapa orang sepakat untuk mengadukan berita ini pada tetua adat yang selama ini mereka lupakan dan memohon bantuannya untuk mengusir kedua burung tersebut.

 

Setelah berbincang-bincang dan mendapat petuah, mereka akhirnya pulang. Sementara itu, tetua adat memohon petunjuk dan kekuatan untuk memusnahkan kedua burung yang telah menyebabkan malapetaka bagi orang kampung.

 

Setelah beberapa waktu penduduk laki-laki dikumpulkan dan pada hari yang telah ditentukan dengan dipimpin oleh tetua adat, masyarakat beramai-ramai pergi ke tepi paya-paya. Tidak lama kemudian, kedua burung itu datang menyerang, namun tetua adat telah siap menghadapinya dengan mengerahkan segala kekuatan dan kesaktiannya. Akhirnya, tetua adat dapat mengusir kedua burung ganas itu.

 

Kemudian atas petunjuk dari tetua adat, maka penduduk akhirnya berusaha untuk menebang pohon Hara dan pohon Reranau. Tetapi kedua pohon itu seolah memiliki kekuatan sehingga tidak mempan ditebang. Setelah tetua adat menancapkan kapaknya, barulah penduduk beramai-ramai dapat menebangnya, pohon Hara itu akhirnya tumbang.

 

Dari pohon Hara yang ditebang itu keluarlah mata air, makin lama makin banyak yang akhirnya menggenangi paya-paya tersebut.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan