JAKARTA, HARIANOKUSELATAN.ID - Situasi keamanan di Papua kembali memanas setelah kelompok bersenjata yang mengatasnamakan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap XVI Yahukimo melakukan aksi penembakan terhadap aparat kepolisian.
Dalam insiden yang terjadi pada Sabtu, 1 Februari 2025, sekitar pukul 19.00 WIT di Kampung Eroma, Distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, seorang anggota polisi berpangkat Aipda mengalami luka tembak di bagian mata.
Juru bicara Komnas TPNPB, Sebby Sambom, melalui unggahan di akun Facebook @KomandooNasionall pada Minggu, 2 Februari 2025, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Ia menegaskan bahwa pihaknya siap mempertanggungjawabkan aksi yang mereka lakukan terhadap aparat keamanan Indonesia.
BACA JUGA:Puskesmas Muaradua Skerining Kesehatan Siswa MTs
BACA JUGA:Warga Desa Aromantai Pulau Beringin Swadaya Cor Jalan Menuju Kebun
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan yang beredar dari akun @JenersonKareth, insiden bermula sekitar pukul 19.15 WIT ketika terdengar suara tembakan sebanyak empat kali dari arah Polsek Kurima. Satu tembakan diduga berasal dari orang tak dikenal (OTK), sementara tiga lainnya merupakan tembakan balasan dari korban menggunakan senjata pistol revolver.
Tak lama setelah baku tembak, sekitar pukul 19.18 WIT, dua personel keamanan yang berjaga di depan pos, yakni Serda Ahmed dan Praka Akhirudin, melihat seseorang berlari dalam kondisi terluka. Sosok tersebut ternyata adalah Aipda Syam, anggota kepolisian berusia 42 tahun, yang mengalami luka serius pada mata kiri dengan darah bercucuran.
BACA JUGA:Kerap Kemalingan, Bhabinkamtibmas Muaradua Sosialisasikan Siskamling
BACA JUGA:Ketua RT di OKU Diduga Jadi Korban Pembunuhan, Ditemukan Tewas dengan 9 Luka Tusuk
Korban segera dievakuasi ke dalam Pos Satgas Yonif 641/BRU untuk mendapatkan pertolongan pertama. Selanjutnya, pada pukul 19.40 WIT, Aipda Syam dibawa ke Rumah Sakit Wamena untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Evakuasi dilakukan dengan pendampingan anggota Koramil Kurima, Kopda Ronald, serta seorang sopir bernama Oleng Heselo.
Situasi Keamanan Semakin Memanas
Serangan ini menambah daftar panjang insiden kekerasan di Papua yang melibatkan kelompok bersenjata dan aparat keamanan. Konflik yang berkepanjangan ini terus menimbulkan kekhawatiran, terutama terkait keselamatan warga sipil di wilayah tersebut. Hingga kini, pihak berwenang belum memberikan pernyataan resmi terkait langkah lebih lanjut yang akan diambil pasca-penyerangan ini.
BACA JUGA:Kurs 1 USD Mendadak Jadi Rp8.170, Netizen Heboh di Media Sosial
BACA JUGA:Persebaya Rayakan Imlek dengan Pertunjukan Barongsai Sebelum Laga