BACA JUGA:Agus Arief Wijaya Ditunjuk sebagai PLT Direktur RSUD Muaradua, dr. Erick Destiano Mengundurkan Diri
BACA JUGA:Sekda OKU Selatan Panggil Pihak RSUD Muaradua
Latar Belakang Penggantian Direktur RSUD Muara Dua
Penggantian Direktur RSUD Muara Dua, dr. Erick Destiano, Sp.PD., bermula dari sebuah video viral di media sosial yang menunjukkan seorang anak dalam kondisi kritis tidak mendapatkan pelayanan yang memadai di RSUD tersebut.
Insiden ini langsung mendapat perhatian luas dari masyarakat, dan memicu kritik tajam terhadap manajemen RSUD serta Pemerintah Kabupaten OKU Selatan.
Setelah kejadian itu, dr. Erick Destiano mengajukan pengunduran diri dari jabatannya sebagai Direktur RSUD pada bulan Juli 2024.
Meskipun ia telah mengajukan pengunduran diri, Pemerintah Kabupaten OKU Selatan baru resmi memberhentikannya pada tanggal 2 Oktober 2024 melalui Surat Keputusan Bupati Ogan Komering Ulu Selatan Nomor: 800.1.3.3/949/KPTS/BKPSDM.OKUS-II/2024.
Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten OKU Selatan, M. Rahmattullah, pemberhentian ini merupakan bagian dari langkah responsif pemerintah untuk menangani permasalahan di RSUD Muara Dua.
"Kami berharap dengan adanya Plt Direktur baru, RSUD Muara Dua bisa segera melakukan perbaikan dalam hal pelayanan," ujar Rahmattullah saat menyerahkan surat pemberhentian kepada dr. Erick.
Visi dan Misi Dr. Agus Arief Wijaya sebagai Plt Direktur
Sebagai Plt Direktur RSUD Muara Dua, Dr. Agus Arief Wijaya membawa visi untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit agar lebih profesional, transparan, dan berbasis pada kepuasan pasien.
BACA JUGA:140 Karyawan RSUD Belum Terima Gaji Selama 5 Bulan
BACA JUGA:Sumur Bau Busuk Akibat Tercemar LB3 RSUD Kayuagung
Ia menyadari bahwa insiden yang sempat terjadi di rumah sakit tersebut telah membuat masyarakat kehilangan kepercayaan, dan tugas utamanya adalah untuk memulihkan kepercayaan tersebut dengan langkah-langkah nyata.
Dalam pernyataannya saat pertama kali menjabat, Dr. Agus menegaskan bahwa ia akan fokus pada upaya perbaikan pelayanan, peningkatan kompetensi tenaga medis.
Serta memperbaiki sistem manajemen rumah sakit agar lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.