Prosesi shalat jenazah dihadiri oleh keluarga besar, sahabat dekat, dan sejumlah tokoh di dunia hiburan serta politik.
Adik kandung Marissa, Soraya Haque, yang juga hadir dalam prosesi tersebut, mengungkapkan bahwa sang kakak sudah lama menyampaikan keinginannya untuk dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, karena lokasinya yang dekat dengan rumah tinggal mereka.
"Marissa selalu mengatakan ingin dimakamkan di Tanah Kusir, dan hari ini kami memenuhi keinginannya. Kami merasa kehilangan yang sangat mendalam," ungkap Soraya dengan mata yang sembab.
BACA JUGA: KPU RI Ajak Masyarakat Berpartisipasi Pilih Pemimpin tuk 5 Tahun ke Depan
BACA JUGA:Pelaku Utama Ritual Sesat Jaranan Kuda Kepang di Musi Rawas Meninggal Dalam Tahanan
Kehidupan Pribadi dan Karier Marissa Haque
Marissa Haque bukan hanya dikenal sebagai aktris berbakat yang telah membintangi sejumlah film layar lebar dan memenangkan Piala Citra, tetapi juga sebagai sosok yang aktif di dunia pendidikan dan politik.
Sepanjang kariernya, Marissa berhasil menyeimbangkan perannya sebagai seorang istri, ibu, artis, politikus, dan akademisi.
Lahir di Balikpapan pada 15 Oktober 1962, Marissa adalah anak sulung dari keluarga Haque. Ia tumbuh besar dalam lingkungan keluarga yang beragam, dengan ayah keturunan Pakistan-Belanda-Prancis dan ibu asli Jawa Timur.
Ia merupakan kakak dari dua sosok yang juga terkenal di dunia hiburan Indonesia, yakni Soraya Haque dan Shahnaz Haque.
Marissa menikah dengan Ikang Fawzi, aktor dan musisi rock, pada 3 Juli 1986.
Pernikahan mereka diberkahi dengan dua putri, Isabella Muliawati Fawzi dan Marsha Chikita Fawzi.
Pertemuan antara Marissa dan Ikang terjadi saat mereka berperan dalam film "Tinggal Landas Buat Kekasih" (1984), sebuah film yang membawa Marissa meraih Piala Citra untuk Aktris Pendukung Terbaik.
Karier di Dunia Politik Marissa
Selain sukses di dunia hiburan, Marissa juga terjun ke dunia politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk daerah pemilihan Jawa Barat II pada periode 2004-2009.
Namun, pada tahun 2006, ia mengundurkan diri dari DPR untuk mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Banten, mendampingi Zulkieflimansyah dalam pemilihan kepala daerah di provinsi tersebut.