SUMSEL, HARIAN OKU SELATAN - Gas melon bersubsidi ukuran 3 kg dalam beberapa hari terakhir menjadi sulit didapatkan masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Tidak hanya di tingkat pengecer yang kehabisan, pangkalan penjual gas 3 kg juga mengalami kekosongan.
"Di daerah Kemelak, saro kak nyari gas 3 kg," ujar Haris, warga Kemelak, Senin (6/5). Kalaupun ada di pengecer harganya menjadi melonjak mencapai harga Rp 25.000/tabung. Haris mengaku sudah berkeliling mencari pada beberapa pangkalan dan pengecer tapi kosong.
Jeritan warga yang kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kg juga disampaikan Hidayat, asal Kecamatan Peninjauan. Dia berharap pihak terkait khususnya pemerintah bisa memonitoring masalah kelangkaan gas 3 kg tersebut. "Jadi langka pak gas 3 kg," ujarnya.
Lainnya Viktor, yang tinggal di daerah Kelurahan Saung Naga, Kecamatan Baturaja Barat mengaku kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kg. Dia menyebut anaknya sudah keliling dan mondar mandir sebanyak 3 kali tidak mendapatkan gas LPG 3 kg.
BACA JUGA:Kades Belambangan Pastikan Tak Ada Potongan BLT Warga
Pada pangkalan gas LPG 3 kg milik Indra di Jl Mayor ismail Husin mengakui dalam beberapa hari terakhir, gas LPG 3 kg kehabisan. Biasanya dalam seminggu ada 1-2 kali pengiriman. "Sejak libur pada Kamis minggu lalu belum ada masuk. Warga banyak cari karena dipangkalan murah," ujarnya.
Di pangkalan tersebut beberapa kali terlihat pengendara sepeda motor menanyakan mengenai gas LPG 3 kg. Begitu juga di pangkalan gas LPG 3 kg yang ada dekat eks kanio lama juga juga kosong. "Habis sudah gas LPG 3 kg," kata ibu yang menjaga di lokasi.
Pengelola pangkalan gas LPG 3 kg lain, Yeyen mengaku sudah mengajukan usulan untuk gas LPG 3 kg sejak awal Mei 2024. Tapi belum ada gas yang dikirim. Disebutnya, aturan soal penjualan gas LPG 3 kg banyak. "Kami nak laporan tiap bulan termasuk input lewat online," ujarnya.
Sedangkan pengambilan untung di pangkalan juga tidak bisa besar. Harus sesuai ketentuan HET. Terpisah, staf di Bagian Perdagangan Disperindag OKU, Okta Lilyandi mengatakan, sudah menanyakan kepada Gasindo, agen besar penjualan gas LPG 3 kg.
Dari informasi petugas kalau untuk gas LGG 3 kg itu ada alokasi setiap bulannya. Namun kendalanya, pada saat tanggal merah Pertamina tidak lagi mengirim gas LPG 3 kg. Sebelumnya pada tanggal merah gas LPG 3 kg itu masih dikirim.
Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten OKU Timur. Kebutuhan rumah tangga yang satu ini mulai langka di Martapura, Kabupaten OKU Timur. Itu adalah gas melon atau LPG 3 kg. Warga harus berkeliling mencari ke warung hingga pangkalan untuk sekedar mendapatkan 1 tabung gas LPG.
Yus warga Cidawang, Kelurahan Paku Sekunyit, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur mengaku tidak biasanya gas melon langka di Martapura. "Biasanya ada terus. Cuma hari ini keliling semua toko kosong, tidak ada gas," kata Yus, Senin (6/5).
Dia mengatakan telah keliling menanyakan hampir puluhan warung. Kemudian telah mencari sampai ke pangkalan yang ada di Pasar Martapura. "Di pangkalan tadi katanya gas belum masuk," katanya.
BACA JUGA:Kades Ruos Salurkan BLT ke 68 KK
Menurut informasi, gas melon mulai langka sejak tiga minggu terakhir, tepatnya setelah lebaran. Husin, pengelola pangkalan Isti Juarningsih, di Desa Tanjung Kemala, Kecamatan Martapura, OKU Timur mengaku, tidak mengetahui penyebab pasti kelangkaan gas LPG.
Karena menurutnya kuata dari agen tidak berkurang untuk pangkalan. "Kuata gas LPG subsidi di pangkalan kami sebanyak 1.120 tabung per bulan, dan jumlah itu tidak berkurang," katanya.
"Hanya saja distribusi ke pangkalan secara bertahap, tidak setiap hari. Misalnya hari masuk 100 tabung nanti dua atau tiga hari masuk lagi 100 tabung," tambahnya. Dia mengaku, saat ini memang gas melon cepat habis. Sepertinya kebutuhan warga meingkat. "Biasanya habis lebaran banyak yang hajatan, jadi kebutuhan gas menjadi meningkat," katanya.
Dengan meningkatnya kebutuhan tersebut, lanjutnya gas melon di pangkalannya habis sebelum mendapat stok pengiriman. "Sejatinya kejadian seperti ini terjadi sejak habis lebaran. Di pangkalan kami yang agak tersendat itu sejak 2 minggu terkakhir," katanya. (seg)