MUARADUA, HARIANOKUSELATAN – Gunung K2, gunung tertinggi kedua di dunia yang dikenal sebagai “Savage Mountain” atau Gunung Buas, telah menelan sedikitnya 77 nyawa dalam catatan pendakiannya. Terletak di Pegunungan Karakoram, perbatasan antara Pakistan dan Tiongkok, K2 memiliki ketinggian 8.611 meter dan dikenal jauh lebih mematikan dibanding Gunung Everest.
Jika Everest dikenal sebagai gunung populer bagi para pendaki profesional maupun komersial, K2 justru menjadi simbol keganasan alam yang tak kenal ampun. Cuaca ekstrem, rute terjal seperti House’s Chimney, Black Pyramid, hingga Bottleneck yang berbahaya membuat setiap langkah pendaki seperti berjudi dengan kematian.
“Di K2, satu dari empat pendaki tak pernah kembali. Ini bukan sekadar pendakian, ini adalah pertempuran melawan alam dan ego,” kata seorang pemandu lokal yang pernah membantu ekspedisi internasional.
BACA JUGA:Samarinda Jadi Saksi Komitmen PKK OKU Selatan Bangun Keluarga Sejahtera
BACA JUGA:14 Juli 2025, Satlantas Polres OKUS Gelar Operasi Patuh Musi 2025
BACA JUGA:Lapas Kelas IIB Muaradua tes Urine 20 pegawai dan 20 Warga Binaan
Salah satu pencapaian penting di gunung ini adalah keberhasilan pendakian musim dingin oleh Nirmal Purja dan Chhang Dawa Sherpa pada 16 Januari 2021. Dalam suhu ekstrem mencapai minus 60 derajat Celsius, tim tersebut mencetak sejarah sebagai yang pertama menaklukkan K2 saat musim dingin.
Namun, dari balik cerita kematian dan legenda dunia pendakian, muncul nama Himawan Santosa, putra Indonesia yang berhasil mencapai puncak K2 pada 31 Juli 2022. Keberhasilan Himawan mencatatkan sejarah sebagai pendaki Indonesia pertama yang menaklukkan puncak mematikan ini.
“Ia bukan sekadar mendaki, tetapi membawa semangat Indonesia ke salah satu titik paling berbahaya di muka bumi,” ujar komunitas pendaki dalam pernyataan resmi.
BACA JUGA:Pisah Sambut Kapolres OKU Selatan, Bupati Apresiasi Dedikasi AKBP Khalid Zulkarnaen
BACA JUGA:Pemkab OKU Selatan Hadiri Rakor TPID se-Sumsel, Bahas Inflasi dan Ancaman Cuaca
BACA JUGA:99 Jamaah Haji OKU Selatan Tiba Selamat, Bupati Ucapkan Syukur
Kisah Himawan menjadi simbol bahwa anak bangsa dari negeri tropis pun mampu menantang ganasnya pegunungan tertinggi dunia. Prestasi ini menjadi motivasi baru bagi generasi muda untuk terus menembus batas, dengan tetap menjunjung tinggi keselamatan dan persiapan matang.
Meski telah banyak pendaki berhasil mencapai puncaknya, K2 tetap menyimpan risiko tinggi. Evakuasi sulit dilakukan, tidak ada helikopter seperti di Everest, dan medan yang curam membuat setiap perjalanan menjadi pertaruhan hidup dan mati.
Kini, di antara deru angin dan dinginnya salju abadi, Merah Putih pernah berkibar di puncak K2. Sebuah pencapaian besar dari tanah air yang membuktikan bahwa tekad, nyali, dan disiplin adalah senjata terbaik menghadapi alam semesta. (dst)