Ruwah, Bulan Sapa Arwah Leluhur.
--
Harian OKU Selatan. Id -- Ruwah merupakan satu dari dua belas nama bulan dalam penanggalan Jawa. Bulan Ruwah berada di uruitan ke delapan sebelum bulan Pasa (Ramadhan).
Istilah ruwah, menurut sebagian orang adalah serapan dari bahasa arab 'arwah'. Namun dalam kebudayaan Jawa, ruwah memiliki makna lain yang menggelitik untuk dikulik.
Dalam perbendaharaan bahasa Jawa, ada istilah 'kerata basa'. Kerata basa memiliki makna dua kata yang disambung menjadi satu (disingkat) dan mengandung arti atau makna.
Sebagian masyarakat Jawa mengaitkan ruwah dengan kerata basa 'aruh-aruh arwah', memiliki arti menyapa arwah'. Agak seram artinya, tetapi pada kenyataannya merupakan tradisi unik yang sarat akan nilai positif.
Tradisi masyarakat Jawa, khususnya yang beragama Islam saat bulan Ruwah yakni melakukan ruwahan. Ada juga yang menyebut tradisi ini dengan istilah Nyadran.
Tradisi ruwahan ini menggabungkan kepercayaan adat dengan ajaran Islam. Tradisi ini masih dijalankan dan dilestarikan masyarakat Jawa khususnya di pedesaan.
Makna dari tradisi ruwahan adalah menghormati leluhur , serta mendoakan kerabat yang telah meninggal. Pada umumnya ruwahan dimulai dengan membersihkan makam leluhur yang dilakukan bersama-sama, kemudian mendoakan dan menaburkan bunga ke makam.