Influencer Bisa Terancam Pidana Jika Klaim Approved Produk Kosmetik
Kepala BPOM RI Taruna Ikrar meminta influencer agar tak asal approved brand kosmetik. -Foto: Annisa Zahro.-
JAKARTA, HARIANOKUSELATAN.ID - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, menyampaikan kekecewaannya terhadap influencer dan content creator kosmetik yang sering menyatakan produk tertentu sebagai “approved” dalam ulasan mereka.
Hal ini, menurutnya, melanggar aturan karena dapat menyesatkan masyarakat dalam memilih produk kosmetik.
“Hanya BPOM yang memiliki kewenangan untuk menyatakan produk kosmetik sebagai 'approved',” tegas Taruna pada Selasa (21/1/2025).
Ia menambahkan bahwa perizinan dan pengawasan produk kosmetik berada sepenuhnya di bawah otoritas BPOM, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Taruna juga menyoroti bahwa pernyataan “approved” yang tidak sesuai kewenangan berpotensi mengganggu kepercayaan publik terhadap proses pengawasan kosmetik di Indonesia.
BACA JUGA:Pagar Laut Ditunding Rugikan Nelayan Rp 9 Miliar
BACA JUGA:Dinas Koperindag Minta Koperasi Berperan Tingkatkan Perekonomian Warga
BPOM akan menindak tegas pihak-pihak yang memublikasikan klaim tersebut tanpa dasar yang sah, termasuk melalui tindakan pro-justitia jika diperlukan.
Menurut Pasal 17 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, pelanggaran terkait informasi rahasia hasil pengujian dapat dikenakan ancaman pidana penjara hingga 2 tahun dan denda maksimal Rp300 juta.
Taruna juga menyinggung peran pemilik izin edar untuk secara mandiri melakukan pengujian produk di laboratorium terakreditasi demi memastikan kesesuaian dengan standar yang berlaku, tanpa kewenangan untuk memublikasikan hasilnya.
BACA JUGA:Puskesmas Banding Ajak Warga Pola Hidup Sehat Serta Makan Buah
BACA JUGA:Jengkol dan Risiko Asam Urat: Mitos atau Fakta?
Isu Mafia Skincare dan Pengaruh Influencer
Kasus ini memanas di tengah mencuatnya isu sindikat mafia skincare yang diduga memanfaatkan pengaruh influencer untuk mematikan produk pesaing. Salah satu nama yang disebut adalah dr. Oky, yang kerap dikaitkan dengan strategi promosi kontroversial.