Mawardi-Anita Lobi Ketua Umum Partai Golkar

Mawardi Yahya dan Anita Noeringhati didampingi Ketua DPD Partai Golkar Sumsel Bobby Adhityo Rizaldi saat ketemu Ketum Golkar Airlangga Hartarto. -foto: IST-

PALEMBANG, HARIAN OKU SELATAN - Kabar cerainya Mawardi Yahya-Harnojoyo (MAHAR) tak bisa dibantah lagi. Beredar foto Mawardi-RA Anita Noeringhati (MATAHATI) bertemu Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

Ikut pula dalam pertemuan itu, Ketua DPD Partai Golkar Sumsel, Bobby Adhityo Rizaldi. Tampak pada foto lain, Kahar menyatukan tangan Mawardi dan Anita, seakan memberi restu pasangan Mata Hati.

Terlepas itu bagian dari lobian politik, namun setidaknya memberikan harapan kepada pasangan Mata Hati untuk berpasangan dalam Pilgub Sumsel 2024.

Sumber koran ini menginformasikan, dalam pertemuan dengan Airlangga, Mata Hati ditemani Bobby meminta restu kepada Ketum Golkar itu.

“Kedatangan mereka meminta agar Golkar dapat berkoalisi dengan Gerindra di Sumsel untuk mengusung Mawardi Yahya dan Anita Noeringhati,” jelas sumber koran ini.

Hal ini selaras dengan sekelumit jawaban Ketua DPRD Sumsel, RA Anita Noeringhati yang sempat diwawancarai awak media dua hari lalu.

BACA JUGA:Dampak Hujan Deras, Palembang Terendam

"Ya doakan saja ya. Nanti. Yang jelas kita akan melakukan konferensi pers dalam waktu dekat ini. Cuma tunggu saja nanti akan kita beritahukan secepatnya," kata Anita.

Ketua DPD Partai Golkar Sumsel, Bobby Adhityo Rizaldi mengatakan, pertemuan penting dengan Airlangga di Jakarta baru-baru ini dihadiri dirinya, lalu Mawardi Yahya dan Ketua Harian DPD Golkar Sumsel RA Anita Noeringhati.

"Pak Mawardi mendaftar sebagai calon gubernur ke Golkar dan akan mengikuti proses penjaringan," ungkap Bobby. Diawali dengan proses survei.

"Survei dilakukan dalam tiga tahap hingga nantinya akan dilakukan penetapan pasangan calon (paslon)," jelasnya.

Sejauh ini, hanya Mawardi Yahya yang mendaftar ke Partai Golkar untuk penjaringan gubernur dari luar partai.

Sedangkan untuk internal, Bobby mengatakan kalau DPP Golkar telah mengeluarkan surat tugas yang mendorong kader Golkar maju, termasuk dirinya dan Anita Noeringhati.

"Jadi, surat tugas dari DPP Partai Golkar mendorong kader terlebih dahulu maju, termasuk saya serta Anita," paparnya.

Hasil dari survei ini nantinya akan dibahas dalam rapat di DPP Golkar. Rapat tersebut akan memasuki tahapan konsolidasi berikutnya, yaitu pembentukan koalisi.

BACA JUGA:Buruh Tebas Rumput Terpental Disambar Truk Tangki Perusahaan Migas

Proses ini diharapkan dapat memperkuat posisi Partai Golkar dalam pemilihan gubernur mendatang dan memastikan calon yang terpilih memiliki dukungan yang kuat dari berbagai pihak.

 Melalui proses transparan dan kompetitif, Partai Golkar berupaya mendapatkan calon terbaik yang dapat membawa kemajuan bagi Sumsel.

“Proses yang berjenjang dan menyeluruh ini juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap Partai Golkar dalam menjalankan fungsinya sebagai partai politik yang profesional dan berintegritas,” tutur Bobby.

Pengamat politik Sumsel, Bagindo Togar, berharap ketiga kandidat calon gubernur yang tengah melakukan lobi-lobi politik  untuk mulai fokus. “Kalau sudah dapat 20 persen (15 kursi), fokuslah. Jangan ada nantinya ada saling jegal menjegal antara ketiga kandidat,” sarannya.

Bagindo melihat, ada upaya untuk merebut Golkar sebagai politik agar ada kandidat yang tidak cukup kursi untuk mengusung pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur.

“Seolah-olah takut kalau lawan masuk arena. Sekarang ini, ada phobia bertarung masuk arena, jadi menjegal lawan supaya tidak bisa maju,” bebernya.

BACA JUGA:Harga Gas LPG di Baturaja Tembus Rp 30 Ribu

Menurut Bagindo, misalkan Herman Deru (HD) yang diusung Nasdem dengan 10 kursi didukung Demokrat 8 kursi, maka sudah dapat 18 kursi dan itu cukup untuk mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.

Demikian juga dengan Gerindra yang punya 11 kursi, jika didukung Golkar yang memiliki 12 kursi, maka total 23 kursi.

Sedangkan jika Heri Amalindo (HA) diusung PDI Perjuangan yang punya 9 kursi, maka cukup cari satu parpol yang punya 6 kursi, maka bisa maju dalam pilgub.

“Kalau sudah cukup kursi, fokus bentuk tim, susun strategi menebar simpati sebanyak-banyaknya ke masyarakat untuk menang,” jelasnya.

Fenomena jegal menjegal lawan ini juga terlihat di Kota Palembang. “Jangan sampai pongah,  selanjutnya jumawa lantas terlena dan akhirnya kalah,” tukas dia. (seg)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan