Di Tengah Perang Dagang, Hubungan Ekonomi RI dan China Menguat

Ketua Umum Kadin, Anindya Bakrie. -Foto: Ist.-

JAKARTA, HARIANOKUSELATAN.ID - Di tengah meningkatnya tensi geopolitik dan perang dagang global, relasi ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok justru menunjukkan tren yang semakin positif. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, dalam sebuah forum diplomatik yang digelar di Jakarta.

Dalam acara peringatan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Tiongkok yang berlangsung di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Kamis (17/4/2025), Anindya mengungkapkan bahwa Indonesia berhasil mencatatkan surplus dalam perdagangan dengan Tiongkok, terutama berkat pertumbuhan sektor hilirisasi dan investasi industri dari Negeri Tirai Bambu.

BACA JUGA:Menkumham Imipas Pastikan Hakim Penerima Suap Perkara Minyak Goreng Diproses Hukum

BACA JUGA:Peringati Hari Bakti, Lapas Muaradua Gelar Baksos Donor Darah

“Salah satu sektor yang mengalami lonjakan signifikan adalah ekspor stainless steel. Dulu kita lebih banyak menjadi pasar, sekarang kita justru mulai menjadi eksportir dalam skala besar,” ujar Anindya kepada awak media.

Ia menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari strategi hilirisasi nasional yang diperkuat melalui kerja sama erat dengan investor asal Tiongkok. Investasi yang berfokus pada industri pengolahan bahan mentah ini, lanjut Anindya, menjadi fondasi penting untuk menciptakan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.

BACA JUGA:Wakil Ketua I DPRD Monitoring ke Kawasan Wisata Danau Ranau

BACA JUGA:Kembangkan Literasi, Bupati OKUS Sambangi Perpustakaan Nasional

“Dari stainless steel, kita sekarang bisa bermimpi lebih besar. Ada potensi untuk berkembang ke sektor baterai, alumina, aluminium, dan komoditas strategis lainnya. Karena hilirisasi berhasil, saat ini kita bisa menikmati surplus perdagangan sekitar 2 miliar dolar AS dengan China,” jelasnya.

Namun demikian, Anindya mengingatkan pentingnya penegakan hukum dalam perdagangan, terutama menyangkut alur masuk barang impor. Ia menekankan bahwa semua produk yang masuk ke pasar Indonesia harus legal dan dikenakan pajak sesuai ketentuan, agar tidak merugikan pelaku UMKM.

BACA JUGA:Selama Satu Pekan, Bupati OKUS Lobi Kementerian RI, Targetkan Bantuan Anggaran untuk OKU Selatan

BACA JUGA:Pemda OKU Selatan Pastikan Kebutuhan Pupuk Subsidi Tahun 2025 Terpenuhi

“Kami dari dunia usaha tidak takut bersaing. UMKM kita siap, tapi persaingannya harus adil. Produk impor harus legal, terdaftar, dan bayar pajak. Itu kunci utama agar ekonomi bisa tumbuh sehat,” tegasnya.

Meski hubungan antarnegara diwarnai dinamika global, sinergi ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok dinilai masih memiliki peluang besar untuk terus berkembang selama prinsip keadilan dan kepastian hukum tetap dijaga.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan