Erling Haaland Dikritik Norwegia, Kontrak Fantastis di Manchester City Picu Kontroversi
Manchester City--
JAKARTA, HARIANOKUSELATAN – Kontrak baru Erling Haaland dengan Manchester City menimbulkan kritik di negaranya, Norwegia. Penyerang internasional ini baru saja menandatangani kesepakatan yang membuatnya terikat hingga 2034, dengan penghasilan yang sangat besar.
Haaland, yang dijuluki Viking, akan menerima 600 ribu euro per minggu, yang diperkirakan totalnya bisa mencapai 1 miliar euro selama kariernya.
Di Norwegia, besarnya angka tersebut memicu perdebatan publik. Media Aftenposten menyebutkan bahwa penghasilan Haaland dalam dua hari saja setara dengan setahun gaji Ole Gunnar Solskjaer ketika pertama kali bergabung dengan Manchester United pada 1996.
BACA JUGA:Istri di Palembang Alami KDRT Parah, Dibacok dengan Samurai oleh Suami
BACA JUGA:Timnas Indonesia Segera Datangkan David Da Silva, Striker Haus Gol dari Brasil
“Apakah Haaland pantas menerima gaji sebesar satu juta krone (72 ribu poundsterling) sehari? Di Inggris, di mana banyak anak bersekolah dalam keadaan lapar, apakah itu adil?” tulis Aftenposten, yang mengangkat pertanyaan tersebut.
Komentator Erlend Nesje juga menyoroti apakah ada atlet yang pantas mendapatkan gaji setinggi itu, menyatakan bahwa ia tidak dapat menyebutkan siapa pun yang layak menerima pembayaran sebesar itu.
Kontrak Haaland diperkirakan akan memastikan statusnya sebagai pemain sepak bola paling berharga dengan nilai transfer mencapai 149,8 juta euro.
Namun, ada keraguan terkait masa depan pemain ini di Manchester City, meskipun kontraknya hingga 2034.
BACA JUGA:Menteri P2MI Abdul Kadir Karding Bentuk Tim Advokasi untuk Usut Penembakan 5 WNI di Selangor
BACA JUGA:Diterjang Hujan Deras dan Angin Kencang, Rumah Warga di Ogan Ilir Roboh ke Sungai
Spekulasi muncul mengenai kemungkinan Haaland hengkang ke klub-klub besar seperti Real Madrid atau Barcelona dalam beberapa tahun ke depan.
Terdapat dua klausul dalam kontraknya yang memungkinkan Haaland pergi: pertama, jika Manchester City terdegradasi karena pelanggaran aturan Financial Fair Play; kedua, jika City gagal tampil di Liga Champions karena alasan non-olahraga.
Jika City terdegradasi atau gagal masuk Liga Champions, Haaland dapat meninggalkan klub tersebut, namun rincian lebih lanjut mengenai klausul ini masih belum jelas. (dst)