Beda, Begini Cara Santri Masa Kini Berjuang untuk Mewujudkan Masa Depan Gemilang

Beda, Begini Cara Santri Masa Kini Berjuang untuk Mewujudkan Masa Depan Gemilang--

Begini Cara Santri Masa Kini  Berjuang untuk Mewujudkan Masa Depan Gemilang

harianokuselatan.bacakoran.co- Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, bertindak sebagai pembina dalam Apel Santri 2024 yang berlangsung di Tugu Proklamasi, Jakarta.

Dalam amanatnya, Menag menekankan pentingnya peran santri masa kini untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu, dengan semangat yang sama namun melalui cara yang relevan di zaman modern. 

Apel tersebut dihadiri oleh Wakil Menteri Agama Muhammad Syafi’i, Anggota Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang, sejumlah kiai, dan para santri yang memenuhi lapangan Tugu Proklamasi.

Apel Santri 2024 ini diawali dengan pembacaan Resolusi Jihad, yang dipimpin oleh Wakil Ketua Umum PBNU, Kiyai Zulfa Mustofa.

Sejumlah tokoh penting, termasuk para pengasuh pesantren eks Jemaah Islamiyah dari enam pesantren yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Barat, juga hadir dalam momen penuh makna ini.

Dalam amanatnya, Menag Nasaruddin Umar mengajak seluruh santri untuk meneruskan perjuangan para kiai dan santri terdahulu yang berjuang untuk kemerdekaan dan keutuhan bangsa Indonesia.

BACA JUGA:Kemenag Minta Pondok Kembangkan Potensi Santri

BACA JUGA:Bupati OKU Selatan Pimpin Upacara Hari Santri Nasional ke-10

 Menurutnya, semangat juang bukan hanya tentang mengenang masa lalu, melainkan juga beraksi untuk masa depan yang lebih baik.

“Berjuang di Era Modern dengan Pena dan Inovasi”

Menag menekankan bahwa perjuangan santri masa kini berbeda dengan pendahulunya yang melawan penjajah dengan angkat senjata. Saat ini, santri dihadapkan pada tantangan yang lebih besar dalam bentuk kebodohan, kemiskinan, dan kemunduran. 

"Jika para pendahulu berjuang melawan penjajah dengan angkat senjata, maka santri saat ini berjuang melawan kebodohan dan kemunduran dengan angkat pena," tegas Nasaruddin Umar.

Ia juga menambahkan bahwa di masa kemerdekaan, perjuangan bangsa memerlukan lebih banyak generasi intelektual.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan