Harga Beras di RI Termahal se-ASEAN, Bapanas Buka Suara
Bapanas beri penjelasan lengkap soal polemik harga beras di Indonesia dianggap paling se-ASEAN. -Foto:Bianca.-
JAKARTA, HARIANOKUSELATAN.ID - Harga beras di Indonesia terus mengalami kenaikan hingga dianggap sebagai yang paling mahal di kawasan ASEAN. Kondisi ini menyebabkan keluhan dari kalangan ibu rumah tangga yang semakin kesulitan dengan harga kebutuhan pokok.
Kondisi tersebut juga memicu kritik terhadap kinerja Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA). Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (ASPIRASI), Mirah Sumirat, menyampaikan bahwa salah satu tugas Bapanas adalah menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. Namun, menurutnya, saat ini justru terjadi hal sebaliknya, di mana harga beras semakin melambung.
"Indonesia adalah negara agraris, tapi kenapa harga berasnya justru membuat rakyat kesulitan? Apa fungsi Bapanas jika tidak mampu mengendalikan harga pangan?" ungkap Mirah dalam pernyataannya di Jakarta pada Kamis, 3 Oktober 2024.
BACA JUGA:Uang Rp10 Ribu Tahun Emisi 2005 Resmi Tak Berlaku
BACA JUGA:Kementrian PPPA Soroti Kasus Kekerasan Seksual Anak oleh Anggota DPRD Singkawang
Klarifikasi Bapanas
Menanggapi isu ini, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyangkal klaim bahwa harga beras di Indonesia adalah yang termahal di ASEAN. Ia menjelaskan bahwa perbandingan harga antarnegara tidak bisa hanya dilihat dari angka nominal, melainkan harus memperhitungkan nilai tukar mata uang serta satuan ukuran yang digunakan.
"Informasi ini tidak benar. Harga beras di beberapa negara, seperti Singapura, jika dikonversi dengan nilai tukar rupiah, per kilogramnya bisa mencapai Rp25.740. Jadi klaim bahwa beras kita paling mahal di ASEAN tidak akurat," kata Arief saat dihubungi pada Jumat, 4 Oktober 2024.
Arief juga menekankan bahwa Bapanas bersama pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan petani. Pada September 2024, Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) mencapai 111,37 persen, yang menunjukkan adanya peningkatan pendapatan petani.
BACA JUGA:Polda Jabar Bongkar Dugaan Korupsi Insentif Nakes yang Sebabkan Kerugian Miliaran
"Kami sangat peduli dengan kesejahteraan petani. Keseimbangan antara harga di tingkat konsumen dan pendapatan petani harus terus dijaga," tambahnya.
Selain menjaga harga beras, Arief menjelaskan bahwa Bapanas juga berusaha memastikan stok pangan strategis tersedia untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani dan konsumen. Hal ini dianggap penting untuk melindungi kedua belah pihak dari fluktuasi harga yang tidak wajar.
Dengan langkah-langkah ini, Bapanas berharap bisa menjaga kestabilan harga beras di pasaran serta meningkatkan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.