Terungkap! Google Pilih "Cinnamon Bun" Jadi Kode Nama Android 17
HARIANOKUSELATAN.ID – Google kembali melanjutkan tradisi uniknya dalam memberi kode nama internal untuk sistem operasi Android berbasis makanan penutup. Setelah sebelumnya Android 16 dinamai "Baklava," kini Android 17 mendapatkan kode nama "Cinnamon Bun." Informasi ini diperoleh dari sumber terpercaya di dalam Google dan pertama kali dilaporkan oleh situs teknologi ternama, Android Authority.
Apa itu Cinnamon Bun?
Cinnamon Bun adalah roti gulung manis yang sangat populer di kawasan Eropa Utara dan Amerika Utara. Roti ini dikenal dengan teksturnya yang lembut dan lapisan gula kayu manis yang harum serta manis, memberikan rasa khas yang memikat banyak orang. Pemilihan nama ini tentu melanjutkan tradisi Google yang sering menggunakan nama makanan penutup untuk menamai versi Android, seperti Cupcake, Donut, dan Baklava sebelumnya.
BACA JUGA:Daftar Lengkap Tim Free Fire Indonesia di FFWS SEA 2025 Fall
BACA JUGA:Insta360 X5 Edisi Satin White Diluncurkan dengan Misi ke Stratosfer
Mengapa Bukan Nama dengan Huruf "W"?
Sebelumnya, banyak penggemar Android mempertanyakan mengapa Google tidak melanjutkan urutan alfabet dengan huruf "W" setelah Android 16 "Baklava," dan justru memilih nama dengan huruf "C" untuk Android 17. Jawabannya ternyata berkaitan dengan perubahan signifikan dalam model pengembangan Android yang dilakukan oleh Google.
Perubahan Model Pengembangan Android
Dulu, Google menggunakan model pengembangan berbasis cabang (branch-based development). Dalam model ini, setiap versi Android dikembangkan secara terpisah di cabang kode masing-masing. Setelah pengembangan selesai, cabang tersebut akan digabungkan kembali ke dalam kode utama. Namun, sejak Android 14 QPR2 (Quarterly Platform Release 2), Google beralih menggunakan model baru bernama "Trunk Stable".
BACA JUGA:Mohamed Salah Kritik UEFA Soal Penyebab Kematian “Palestinian Pele”
BACA JUGA:Samsung Galaxy Z Fold7: Puncak Inovasi Foldable Samsung
Pada model Trunk Stable ini, pengembangan dilakukan pada satu cabang utama (trunk) yang selalu dijaga dalam kondisi stabil. Fitur baru ditambahkan melalui sistem feature flags, sehingga fitur tersebut dapat diaktifkan atau dinonaktifkan sampai benar-benar siap diluncurkan secara resmi. Model ini memungkinkan pengembangan lebih cepat dan efisien, serta mengurangi risiko gangguan pada sistem utama.
Dampak pada Skema Penamaan dan ID Build
Model pengembangan baru ini juga memengaruhi cara Google memberi kode dan ID build pada versi Android. Contohnya, Android 14 QPR2 memakai ID build dengan awalan huruf "A" seperti AP1A, sedangkan QPR3 memakai AP2A. Pada tahun 2024, Google tidak melakukan reset pada urutan nama makanan penutup, sehingga Android 14 menggunakan nama internal "Upside Down Cake" dan Android 15 memakai "Vanilla Ice Cream."
Namun, mulai tahun 2025, Google mulai menggeser urutan ID build ke huruf "B." Maka dari itu, Android 16 mendapatkan kode nama "Baklava," yang diawali huruf B. Selanjutnya, untuk Android 17, urutan huruf berlanjut ke "C," dan Google memilih nama "Cinnamon Bun." Pilihan ini juga mempertimbangkan bahwa nama "Cupcake" sudah pernah dipakai pada Android versi 1.5, sehingga untuk menghindari duplikasi, mereka memilih nama roti gulung manis lain yang juga dimulai dengan huruf C.
BACA JUGA:Lapas Muaradua Ajukan 513 Remisi HUT RI bagi Warga Binaan
BACA JUGA:Jalan Sehat dan Senam Bersama Warnai Peringatan HUT RI di OKU Selatan
Tradisi Nama Kode Android
Tradisi Google menggunakan nama makanan penutup sebagai kode nama internal sistem operasi Android sudah berlangsung sejak awal kemunculan OS ini. Dimulai dari Android 1.5 Cupcake, kemudian Donut, Eclair, Froyo, Gingerbread, dan seterusnya, setiap versi membawa nama yang menggemaskan dan mudah diingat. Meski sejak beberapa tahun terakhir Google juga mulai lebih fokus pada penamaan versi dengan angka resmi (misalnya Android 10, 11, 12), nama kode makanan penutup tetap menjadi bagian penting dari identitas dan budaya perusahaan.