Indonesia Dorong KTT Asia Timur Perkuat Fondasi Perdamaian

--

IKLAN UMROH

Kuala Lumpur: Indonesia mendorong KTT Asia Timur (EAS) untuk memperkuat fondasi perdamaian di kawasan Indo-Pasifik. Hal itu disampaikan Menlu Sugiono, pada Pertemuan para Menlu di EAS ke-15, Jumat (11/7/2025), Kuala Lumpur, Malaysia. 

Menurut Sugiono, hal yang perlu dilakukan EAS adalah menjunjung tinggi komitmen terhadap Piagam PBB dan hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982. Ia menegaskan, penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah harus tetap menjadi prinsip mutlak dan tidak dapat dinegosiasikan. 

Terkait hal itu, Sugiono memaparkan perlu diikuti dengan memastikan Treaty of Amity and Cooperation atau Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC). Serta, Kemudian, Zone of Peace, Freedom, and Neutrality (ZOPFAN) dan Prinsip Bali tetap menjadi kompas abadi bagi interaksi di Indo-Pasifik.

Sugiono menilai, EAS juga penting untuk berfungsi sebagai kesadaran moral bersama. Ia menyoroti genosida yang berlangsung di Palestina dan disebutnya sebagai pengingat nyata tentang apa yang terjadi ketika prinsip-prinsip fundamental diabaikan.

Pada kesempatan itu Menlu menegaskan Indonesia mengutuk serangan Israel yang menewaskan Dr. Marwan Al Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Sebagaimana diketahui serangan zionis pada awal Juli lalu juga menargetkan keluarga Dr. Marwan. 

“Tidak ada pembenaran, bahkan tidak ada sama sekali, untuk menargetkan tenaga medis dan fasilitas kemanusiaan. Perdamaian yang adil dan abadi harus didasarkan pada perwujudan solusi dua negara,” ucap Menlu RI. 

Secara khusus Menlu RI mengatakan, Indo-Pasifik tidak hanya dipandang melalui kacamata politik-keamanan yang sempit. Melainkan, sebagai lautan peluang bagi kerja sama ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. 

“Kebiasaan bekerja sama harus dipupuk untuk mengatasi berbagai tantangan dan mencegah potensi eskalasi di kawasan. Kita harus memperkuat kerja sama konkret keamanan maritim, ketahanan energi, serta integrasi ekonomi, sejalan dengan Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik,” ujarnya. 

Menlu Sugiono turut menyebut, dalam memperingati 20 tahun EAS, bukan hanya momen refleksi, tetapi juga seruan untuk memperbarui komitmen bersama. “Marilah kita melakukan segalanya dengan optimisme, untuk mengokohkan kepercayaan dan membangun Indo-Pasifik yang damai, terbuka, dan inklusif,” ucap Menlu RI. 

Adapun EAS merupakan forum pertemuan tahunan para pemimpin negara-negara di kawasan Asia Timur dan sekitarnya. Termasuk negara-negara ASEAN, Australia, Tiongkok, India, Jepang, Selandia Baru, Republik Korea, Amerika Serikat, dan Rusia. 

EAS bertujuan untuk membahas isu-isu strategis dan kerja sama di berbagai bidang. Termasuk politik, keamanan, dan ekonomi, serta berperan penting dalam arsitektur regional. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan