PBB: Badai Debu Ancam 330 Juta Jiwa

--

IKLAN UMROH

New York: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa badai pasir dan debu kini memengaruhi sekitar 330 juta orang di lebih dari 150 negara. Dampaknya terhadap kesehatan, ekonomi, dan lingkungan semakin memburuk dari waktu ke waktu.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mencatat bahwa sekitar 2 miliar ton debu dilepaskan ke atmosfer setiap tahunnya. Jumlah ini setara dengan berat 300 Piramida Agung Giza di Mesir, dilansir daru ABC News, Sabtu (12/7/2025).

Lebih dari 80 persen dari debu global berasal dari gurun di Afrika Utara dan Timur Tengah. Namun, partikel-partikel debu ini dapat melintasi ribuan kilometer hingga mencapai benua dan samudra lain.

Debu dari Gurun Sahara bahkan telah terdeteksi sejauh Karibia dan Florida. PBB menyatakan bahwa partikel udara dari badai debu berkontribusi pada sekitar tujuh juta kematian dini setiap tahunnya.

Kematian dini tersebut terutama akibat penyakit pernapasan dan kardiovaskular. Presiden Sidang Umum PBB, Philemon Yang, menyebut badai tersebut sebagai salah satu tantangan global yang paling diabaikan namun memiliki dampak luas.

Menurutnya, badai ini didorong oleh perubahan iklim, degradasi lahan, dan praktik tidak berkelanjutan yang kian merusak lingkungan. Ia menyampaikan badai ini juga menyebabkan penurunan hasil panen hingga 25 persen.

Penurunan hasil panen tersebut akhirnya memicu kelaparan dan migrasi paksa di berbagai belahan dunia. Kepala Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia Barat (ESCWA), Rola Dashti, mengungkapkan besarnya dampak ekonomi dari badai debu dan pasir.

Di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, kerugian akibat badai tersebut diperkirakan mencapai US$150 miliar (Rp810,8 triliun) per tahun. Angka ini setara dengan sekitar 2,5 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) wilayah tersebut.

Dashti menyatakan bahwa lebih dari 20 lembaga PBB dan internasional saat ini tengah mengoordinasikan upaya untuk memperkuat sistem peringatan dini. Selain itu, mereka juga berfokus menangani dampak kesehatan dan pembiayaan akibat badai debu dan pasir tersebut.

Ia menyerukan kepada seluruh negara untuk memasukkan isu badai pasir dan debu ke dalam agenda kebijakan nasional dan global. “Kita sudah memiliki alatnya, dari restorasi lahan, pertanian berkelanjutan, hingga sistem peringatan dini yang terintegrasi,” ujar Dashti.

Dasthi mengatakan saat ini dunia membutuhkan tekad dan pembiayaan untuk mewujudkan Solusi mengenai permasalahan ini. “Yang kita butuhkan sekarang adalah tekad kolektif dan pembiayaan yang memadai untuk mewujudkan solusi ini dalam skala besar,” tambahnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan