UN OCHA ingatkan risiko runtuhnya distribusi air di Khan Younis Gaza

--

"Mitra kami yang bekerja di bidang kesehatan, air, sanitasi, dan kebersihan melaporkan bahwa di seluruh Gaza, tingkat diare berair akut mencapai 39 persen di kalangan pasien yang menerima konsultasi kesehatan," ujarnya.

 

Badan kemanusiaan tersebut mengatakan peningkatan itu dipicu oleh kurangnya pasokan air minum bersih dan air untuk keperluan rumah tangga yang menjangkau tempat penampungan, sehingga memperburuk kondisi kebersihan dan sanitasi yang sudah sangat memprihatinkan. Kegubernuran Gaza dan Khan Younis mencatatkan tingkat diare berair akut terburuk akibat kepadatan yang parah di sejumlah lokasi dan tempat penampungan.

 

Kantor tersebut mengatakan bahwa tidak ada bantuan tempat penampungan yang masuk ke Gaza dalam empat bulan terakhir, meski ada ratusan ribu orang yang baru mengungsi.

 

"Mitra-mitra tempat penampungan kami mengatakan bahwa 97 persen dari lokasi yang disurvei melaporkan bahwa para pengungsi tidur di tempat terbuka," papar OCHA.

 

"Arus pasokan yang tidak dibatasi melalui beberapa titik perlintasan dalam jangka waktu yang berkelanjutan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mencegah situasi yang sudah sangat menyedihkan ini menjadi lebih buruk," menurut laporan itu.

 

Kantor tersebut juga menyatakan bahwa menipisnya stok bahan bakar terus menghambat operasi bantuan kemanusiaan, sehingga membatasi kemampuan PBB dan mitra kemanusiaan untuk merespons.

 

Sebuah upaya untuk mengirimkan sejumlah stok bahan bakar yang tersisa ke wilayah utara ditolak oleh otoritas Israel pada Rabu. Penolakan tersebut menyusul keberhasilan pengiriman solar pada Selasa dari sisa stok milik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ke Rumah Sakit Al Shifa di Gaza City guna mencegah terhentinya layanan-layanan penting lebih lanjut, menurut OCHA.

 

Mitra yang bekerja di bidang telekomunikasi darurat melaporkan bahwa, jika pasokan bahan bakar tidak segera dipenuhi, Gaza berpotensi menghadapi pemadaman komunikasi total. Hal ini akan sangat menghambat akses dan koordinasi kemanusiaan, serta mencegah masyarakat terdampak menerima informasi yang dapat menyelamatkan nyawa, kata kantor tersebut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan